Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan agrikultur, PT Syngenta Indonesia terus meningkatkan varietas benihnya. Pada 2017 ini, Syngenta pun baru meluncurkan benih jagung hibrida baru yang dinamai NK Perkasa. Benih baru ini diklaim tahan terhadap penyakit bulai yang dapat mematikan tanaman jagung.
Tak hanya tahan penyakit, benih baru ini pun dinyatakan memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan benih jagung Syngenta lainnya. "Potensi produksinya13,3 ton, tapi saat ini rata-rata saat diaplikaskan 9,7 juta ton," ujar Johannis Midzon, Head of Corporate Affairs Indonesia, Selasa (21/11).
Menurut Johannis, saat ini produksi benih NK Perkasa masih tergolong sedikit dibandingkan produksi benih jagung lainnya. Dia bilang, produksinya masih sekitar 20% dibandingkan total produksi benih jagung Sygenta.
Hal tersebut dikarenakan benih jagung lainnya, seperti NK 7328 sudah diluncurkan terlebih dahulu benih NK 7328 lah yang masih banyak digunakan. Dia bilang, produksi NK 7328 sebesar 50% dibandingkan benih lainnya. Sayangnya, Johannis enggan menyebutkan berapa besar total produksi benih Syngenta.
Tahun ini pemerintah terus berkomitmen untuk swasembada pangan seperti komoditas padi, jagung, kedelai, serta komoditas lainnya. Johannis mengatakan, hal ini akan turut berpengaruh terhadap produksi benih Syngenta.
"Komitmen swasembada akan mempengaruhi produksi benih Syngenta karena semakin banyak petani yang beralih ke benih hibrida untuk meningkatkan produksi," tambahnya.
Meski begitu, Johannis pun menyadari masih banyak produsen benih jagung dan padi hibrida lain yang bergerak di Indonesia. Karena itu, Syngenta harus bisa melakukan strategi yang tepat, khususnya dalam menyampaikan produktivitas yang mampu dihasilkan oleh bibitnya kepada petani.
Tak hanya benih jagung, Syngenta pun berencana akan meluncurkan benih padi hibrida yang tahan pada penyakit blas dan serangan wereng coklat. "Benih padi hibrida masih dalam tahap penelitian. Kami harap pada 2019 sudah bisa registrasi dan bisa dijual," ujar Johannis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News