Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Mesti Sinaga
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, investasi di sektor pertambangan mineral dan batubara mencapai US$ 7,43 miliar sepanjang 2014 lalu. Jumlah ini meningkat sekitar 44,9% dibandingkan dengan realiasai investasi tahun sebelumnya sebesar US$ 5,13 miliar.
Dari total investasi US$ 7, 43 miliar tahun lalu, lebih dari setengahnya disumbangkan oleh sektor jasa pertambangan, yakni senilai US$ 4,62 miliar. Di sektor ini terdapat ekspansi proyek dari perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP), kontrak karya (KK) maupun perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara (PKP2B)
Investasi yang ditanamkan perusahaan pemegang KK mencapai US$ 1,74 miliar. Sedangkan dari PKP2B mencapai US$ 875,4 juta, dan IUP maupun perusahaan BUMN mencapai US$ 199,8 juta."Investasi ini bisa bertambah, karena kami juga masih menghimpun laporan realisasi investasi dari sektor pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter)," kata Sukhyar, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM.
Sukhyar mengatakan, rendahnya harga jual komoditas tambang tak mempengaruhi minat pengusaha menambah investasinya di Tanah Air. "Pengusaha banyak melakukan ekspansi usaha, sehingga investasi cukup besar," kata dia di kantornya, Kamis (8/1).
Asal tahu saja, pada 2013, total investasi mencapai US$ 5,13 miliar. Rinciannya: di sektor jasa pertambangan mencapai US$ 1,72 miliar, berasal dari KK sebanyak US$ 1,52 miliar, dan PKP2B sebesar US$ 625 juta. Ditambah realisasi investasi dari pemegang IUP dan BUMN sebanyak US$ 73 juta, dan dari perusahaan smelter sebanyak US$ 1,19 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News