kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,25   2,50   0.28%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tahun ini Telkomsel incar pendapatan Rp 84 triliun


Selasa, 16 Februari 2016 / 10:57 WIB
Tahun ini Telkomsel incar pendapatan Rp 84 triliun


Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Bisnis telekomunikasi belum terkena dampak penyusutan daya beli. Perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan operator telepon seluler, PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) bahkan mengincar pertumbuhan pendapatan 10,53% tahun ini. Anak perusahaan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk itu membidik pendapatan Rp 84 triliun, sementara tahun 2015 sekitar Rp 76 triliun.

Mas'ud Khamid, Director of Sales Telkomsel, menyatakan, realisasi pendapatan tahun lalu hanya tumbuh tipis 4,11% ketimbang pendapatan 2014 sebesar Rp 73 triliun. Meskipun optimistis tumbuh double digit, Mas'ud menyebutkan bahwa  target pendapatan senilai Rp 84 triliun sebagai target minimal. 

Sebab, Telkomsel berambisi tumbuh lebih besar lagi. "Kami berharap pendapatannya bisa Rp 90 triliun," ungkapnya seusai konferensi pers di Telkomsel Smart Office, Senin (15/2). 

Agar tak seperti pungguk merindukan bulan, Telkomsel akan mengejar target dengan cara menggenjot bisnis digital. Wajar, bisnis digital adalah penyumbang terbesar pendapatan pada tahun lalu. Mereka menyebutkan, kontribusinya sampai 40%. Jadi kalau dihitung, kontribusi pendapatan bisnis digital pada tahun lalu yakni Rp 30,4 triliun.

Nah, tahun ini Telkomsel berharap bisa mempertahankan kontribusi pendapatan bisnis digital tersebut. Jika mengacu pada target pendapatan Rp 84 triliun tadi, target kontribusi 40% pendapatan bisnis digital setara dengan Rp 33,6 triliun.

Di samping itu, Telkomsel akan memaksimalkan pendapatan dari penjualan voucher pulsa. Salah satunya melalui kerjasama bisnis bersama dengan PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk dan PT Go-Jek Indonesia. Gambaran sederhana kerjasama itu; nanti sopir Gojek bisa ikut jualan pulsa Telkomsel melalui layanan Go-Pulsa.

Telkomsel sudah memiliki asumsi hitungan bisnis dari jalinan bisnis tersebut. Asumsi mereka, jumlah penumpang Gojek per hari sebanyak 300.000 orang. Jika per hari setiap penumpang Gojek minimal membeli voucher pulsa senilai Rp 50.000, berarti Telkomsel bisa mengantongi penjualan sebanyak Rp 15 miliar per hari. 

Dengan simulasi tersebut, pendapatan dari penjualan pulsa bisa mencapai Rp 450 miliar per bulan, atau Rp 5,4 triliun per tahun. Ini baru dari proyeksi penjualan voucher pulsa via Gojek.

Namun, kerjasama dengan Tiphone dan Go-Jek Indonesia tentu timbal-balik. Jika Telkomsel berpotensi memanfaatkan jaring bisnis Go-Jek Indonesia, Go-Jek Indonesia juga mendapatkan manfaat dari kongsi bisnis itu. 

Rencananya, Telkomsel akan memberikan solusi komunikasi berupa 250.000 kartu korporat kepada pengemudi Gojek. Lantas, sesama pengemudi Gojek mendapatkan fasilitas telepon gratis.

Alokasi belanja modal

Selain bertumpu pada bisnis digital dan bisnis penjualan voucher pulsa, Telkomsel akan berupaya memacu lini bisnis yang lain. Itu mereka lakukan demi memenuhi target total pendapatan sebesar Rp  7 triliun per bulan.

Sembari memaksimalkan aneka sumber pendapatan, Telkomsel melanjutkan penambahan infrastruktur teknologi fourth generation (4G) berupa eNode-B. Saat ini, mereka sudah memiliki 2.500 eNode-B. "Sampai akhir tahun 2016 targetnya ada 6.000 eNode-B," kata Mas'ud.

Agar rencana mulus, Telkomsel menyediakan belanja modal atau capital expenditure untuk infrastruktur sebesar Rp 13 triliun. Besaran belanja modal ini sama dengan realisasi tahun lalu.      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×