Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Fitri Arifenie
JAKARTA. Tahun ini, PT Asahimas Flat Glass Tbk menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) lebih rendah ketimbang tahun lalu. Tahun lalu, produsen kaca lembaran ini mengalokasikan capex sebesar US$ 28 juta. Tahun ini, perusahaan berkode emiten AMFG hanya menganggarkan belanja modal sekitar US$ 5 hingga US$ 6 juta.
Rusli Prinadi, Direktur PT Asahimas Flat Glass Tbk mengatakan, pada 2014, perusahaan tak memiliki rencana ekspansi besar-besaran. Makanya, anggaran belanja modal turun hingga 78,57%. "Karena hanya digunakan untuk belanja modal rutin, seperti penggantian dan perbaikan mesin," kata Rusli kepada KONTAN belum lama ini.
Asahimas, kata Rusli, memang berniat untuk tidak melakukan ekspansi sampai menunggu kondisi perekonomian lebih stabil. Bukannya menghamburkan uang untuk pengembangan, perusahaan itu malah memilih untuk melakukan efisiensi internal demi meningkatkan kinerja.
Apalagi, tren biaya produksi setiap tahun terus naik. Kenaikan upah buruh dan tarif dasar listrik menjadi penyumbang utama kenaikan biaya produksi tahunan. "Kami berusaha untuk menjaga margin," papar Rusli.
Meski masih merahasiakan target pendapatan dan laba tahun ini, Asahimas Flat Glass menargetkan bisa mencatatkan pertumbuhan positif selama tahun 2014. Supaya bisa tetap mengantongi laba, Asahimas bakal menggenjot penjualan produk yang memiliki nilai tambah.
Bahkan, perusahaan juga mulai memasok kaca untuk mobil murah atawa Low Cost Green Car (LCGC). Saat ini, Asahimas telah memasok kaca otomotif untuk Toyota Agya, Daihatsu Ayla, dan Honda Brio Satya.
Selain menjual kaca lembaran di dalam negeri, Asahimas juga memasarkan produknya ke luar negeri. Beberapa pasar ekspor yang akan ditingkatkan adalah negara-negara di kawasan Timur Tengah dan ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, dan Brunei Darussalam. Selain itu, perusahaan itu juga mengekspor kaca lembaran ke AS, Selandia Baru, Australia, dan negara-negara di Afrika.
Hingga kuartal III-2013, Asahimas membukukan penjualan bersih Rp 2,23 triliun, tumbuh 6,7% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sedangkan laba bersih perusahaan sebesar Rp 242,99 miliar, melorot 7,83% dari periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News