Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Indonesia Air Asia menjadi salah satu maskapai yang memiliki ekuitas negatif. Maskapai yang tenar dengan tagline 'now, everybody can fly' itu tengah menimbang opsi yang paling cocok untuk membuat ekuitasnya segera kembali positif.
Sunu Widyatmoko, Chief Executive Officer Indonesia Air Asia bilang, pihaknya tengah mengkaji opsi instrumen sumber pendanaan untuk membuat ekuitas positif. "Pasti akan kami penuhi, kami kaji beberapa opsi, obligasi salah satunya," imbuhnya, (10/9).
Pasalnya, Air Asia harus memenuhi peraturan jika saham maskapai penerbangan ini sebesar 51%-nya wajib dipegang lokal. Sehingga, jika ada suntikan dana dari asing maka berpotensi membuat komposisi pemegang saham berubah.
Untuk menggelar initial public offering (IPO) juga mustahil. Perseroan memang sedang mempersiapkan diri untuk melantai di bursa saham, tapi bukan dalam waktu dekat. "IPO enggak mungkin dalam waktu dua bulan, kan," tambah Sunu. Ini mengacu tenggat waktu pemenuhan syarat minimal ekuitas yang diberikan Kementerian Perhubungan hingga 30 September.
Sayang, Air Asia enggan merinci posisi ekuitasnya saat ini. Sunu menambahkan, negatifnya ekuitas perseroan merupakan imbas pelemahan rupiah yang terjadi sejak dua tahun lalu. Kondisi ini membuat kerugian akibat beratnya beban operasional terakumulasi. Tapi, kondisi tersebut tidak menjadi kendala untuk membuat proses pemenuhan syarat ekuitas.
Chief Executive Officer Air Asia Tony Fernandez juga menegaskan, dirinya tetap yakin jika Air Asia nanti tidak akan dibekukan izin operasinya. Sebab, manajemen akan memenuhi syarat ekuitas sebelum tenggat waktunya habis.
"Kami berkontribusi positif untuk perekonomian disini. Tapi, seandainya benar-benar dibekukan, kami akan tetap investasi disini karena kami sudah mencintai Indonesia," tutur Tony. Sebelumnya, sumber KONTAN menceritakan, modal Indonesia Air Asia ini terkendala porsi saham.
Jika Air Asia Bhd menambah modal sementara mitra lokal tidak menambah, maka porsi saham mitra lokal yang saat ini mencapai 51% akan terdilusi. Dampaknya Indonesia Air Asia harus berubah status menjadi maskapai asing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News