kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tanihub targetkan 200.000 petani onboarding di 2022


Selasa, 26 Oktober 2021 / 10:34 WIB
Tanihub targetkan 200.000 petani onboarding di 2022
ILUSTRASI. Petugas TaniHub sedang mengecek ketersediaan stok sayur dan buah.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. TaniHub Group, agritech and e-grocery startup di Indonesia, telah memasuki tahun kelima berkarya dan memberikan pelayanan bagi pertanian Indonesia.

Pamitra Wineka, CEO TaniHub Group mengatakan, pada lima tahun perjalanan Tanihub sudah ada lebih dari 50.000 petani yang onboarding di platform yang meluncur pada 2016 lalu.

Kemudian satu juta pengguna telah bergabung memanfaatkan layanan TaniHub. Serta lebih dari Rp 400 miliar modal budidaya bagi petani dan UMKM telah disalurkan melalui TaniFund.

"Tentunya 2022 kita terus menargetkan onboarding petani pada 2024 itu satu juta petani, itu dicicil dari tahun 2022. Jadi 2022 kita mau target in onboarding masih sekitar 200.000 petani," kata Eka dalam Taniversary TaniHub secara virtual, Senin (25/10).

Baca Juga: Semester I 2021, lebih dari 100 startup raih pendanaan US$ 3,8 miliar

Tak hanya menambah jumlah petani yang bergabung dalam ekosistem TaniHub. Eka juga menargetkan TaniHub dapat melebarkan jangkaunnya hingga ke luar Jawa dan Bali di tahun depan. Pasalnya karena pandemi Covid-19 membuat rencana ekspansi TaniHub di 2021 ini tertunda.

"Kita ingin ekspansi nggak cuman di Pulau Jawa doang atau Pulau Bali tapi kita ingin juga ke Pulau Sumatera, Sulawesi. Harapan kita 2022 di mana pandemi semoga semakin membaik, agar kita bisa lebih agresif lagi melakukan ekspansi yang tertunda," imbuhnya.

Melihat mulai bermunculan startup sejenis saat ini strategi sudah mulai disiapkan TaniHub untuk tetap eksis. Memperbaiki proses supply chain di sisi upstream menjadi fokus yang akan dilakukan TaniHub ke depan.

Dengan perbaikan supply chain sisi upstream, Eka menyebut akan membuat TaniHub mampu memberikan harga yang kompetitif dan produk yang lebih beragam kepada pelanggan serta kepastian kepada petani untuk produknya dibeli.

"Kita lebih fokus sekarang memperbaiki proses supply chain di upstream, yaitu berpartner dengan petani langsung, sehingga harga produk kita itu bisa langsung dari petani. Jadi harganya lebih kompetitif dan produknya lebih segar kita fokusnya ke situ," ungkapnya.

Sejak hari pertama hadir pada 2016, TaniHub Group menyisipkan berbagai inovasi dalam setiap sisi ekosistem mulai dari ladang, gudang, restoran, warung, jalan kecil, sampai ke setiap meja makan para konsumen, berupa hasil panen petani dalam keadaan segar.

Sebagai wujud inovasi, selain telah mendirikan TaniHub, TaniFund, TaniSupply, dan TaniAcademy, dalam satu tahun terakhir ini TaniHub Group juga menghadirkan TaniHub Food Solutions.

Baca Juga: Gaet TaniHub, Bank Neo Commerce donasikan paket makanan sehat untuk nakes

TaniHub Food Solutions berfokus pada pemenuhan kebutuhan bahan segar berkualitas bagi semua jenis usaha makanan dan minuman, serta TaniMitraKoperasi (TMK) sebagai program untuk memberdayakan koperasi petani melalui dukungan layanan digital.

Untuk melengkapi dukungan terhadap pertanian, TaniHub Group menghadirkan TaniFoundation yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan keluarga petani secara jangka panjang.

"Dalam perjalanan lima tahun ini, banyak pembelajaran yang kami lalui sehingga kami jadi terbiasa untuk terus berinovasi demi memberikan layanan terbaik bagi semua stakeholders kami baik itu petani, user, maupun pemerintah," pungkas Eka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×