Reporter: Ahmad Febrian, Siti Masitoh | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seiring perubahan cepat di pasar global, dorongan menuju ekonomi hijau, serta regulasi yang terus berkembang, tahun ini menandai babak baru bagi sektor pertambangan Indonesia. Industri ini tidak lagi hanya berfokus pada ekstraksi, tetapi memainkan peran strategis dalam membentuk masa depan bangsa.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, di kuartal I 2025 lapangan usaha pertambangan terkontraksi 1,23%. Pemicunya, pertambangan batubara dan lignit yang mengalami kontraksi 0,91%, sejalan dengan menurunnya permintaan di pasar internasional. Selain itu logam terkontraksi 11,83% akibat adanya pemeliharaan besar yang direncanakan pada tambang tembaga dan emas di Papua Tengah.
Menyikapi perubahan dan tantangan tersebut, Dimas Abdillah, Direktur Indonesia Miner menegaskan pentingnya kolaborasi di tengah dinamika industri. "Di tengah berbagai peluang dan tantangan, kemajuan sektor ini tidak bisa dicapai sendiri. Kolaborasi menjadi kunci," kata Dimas, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (11/6).
Baca Juga: BPS: Industri Pertambangan Mengalami Kontraksi 1,23% Pada Kuartal I 2025
Maka, Indonesia Miner - platform konferensi dan pameran, tahun ini mengangkat berbagai isu strategis yang krusial untuk masa depan sektor pertambangan nasional. Seperti membahas komoditas emas, tembaga, dan mineral lain, logam kritis yang semakin penting dan menyoroti batubara serta peranannya dalam mendukung transisi energi Indonesia.
Selain pameran dan konferensi, Indonesia Miner 2025 juga menghadirkan program-program pendukung yang dirancang untuk memperdalam diskusi sektoral dan teknikal.
Seperti Miners Talk, menjadi platform bagi perusahaan untuk berbagi studi kasus proyek, membahas tantangan, solusi, dan praktik terbaik yang dapat menjadi inspirasi bagi pelaku industri lain.
Selanjutnya: Astra Life Luncurkan AVA Proteksi Penyakit Kritis
Menarik Dibaca: Astra Life Luncurkan AVA Proteksi Penyakit Kritis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News