Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Rendahnya harga jual batubara di pasar internasional tampaknya mulai memperngaruhi kineja PT Indo Tambangraya Megah Tbk. Pada tahun 2014 ini, perusahaan tersebut menargetkan volume produksi hanya akan mencapai 29 juta ton, atau turun 1,4% dari realiasai produksi 2013 sebesar 29,4 juta ton.
Leksono Poeranto, Direktur Indo Tambangraya Megah mengatakan, selain mempertahankan target produksi, pihaknya tengah berupaya meningkatkan efisiensi berupa penurunan nilai stripping ratio, dan memprioritaskan belanja modal pada proyek-proyek yang mendesak untuk mengatasi kendala harga jual batubara di sepanjang tahun ini. "Nilai capital expenditure-nya masih dalam analisis, kami menargetkan total produksi 29 juta ton," kata dia, Jumat (7/3) pekan lalu.
ITMG memilliki lima anak usaha lain yang juga memproduksi batubara yang areal tersebar di Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan. Yakni, PT Indominco Mandiri, PT Jorong Barutama Greston, PT Trubaindo Coal Mining, PT Bharinto Ekatamana, serta satu pemegang izin usaha pertambangan (IUP) PT Kitadin.
Leksono bilang, dari total volume produksi tersebut, Indominco Mandiri merupakan penyumbang terbesar target pencapaian produksi yaitu mencapai 14 juta ton, lalu disusul oleh Trubaindo Coal Mining sejumlah 7 ton. "Tahun ini, produksi Bharinto Ekatamana kami targetkan sebesar 2 juta ton," imbuhnya.
Sekadar informasi, ITMG membukukan pendapatan pada tahun lalu sebesar US$ 2,17 miliar, ataun turun 11% dari pendapatan tahun 2012 sebesar US$ 2,44 miliar. Rendahnya harga jual batubara sepanjang tahun lalu menyebabkan laba bersih perusahaan turun 47% menjadi US$ 230 juta dari sebelumnya sebesar US$ 432 juta di tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News