kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Target volume overburden removal SMRU belum tentu tercapai hingga akhir tahun ini


Rabu, 09 Desember 2020 / 15:50 WIB
Target volume overburden removal SMRU belum tentu tercapai hingga akhir tahun ini


Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketidakpastian yang melanda pasar batu bara turut mempengaruhi kelangsungan bisnis PT SMR Utama Tbk (SMRU) sepanjang 2020 berjalan.

Asal tahu saja, hingga kuartal III-2020, pendapatan SMRU menyusut 34,38% (yoy) menjadi Rp 369,31 miliar. Perusahaan ini juga mengalami peningkatan rugi bersih sebesar 71,21% (yoy) menjadi Rp 171,64 miliar.

Sekretaris Perusahaan SMR Utama Arief Novaldi menyampaikan, kinerja keuangan SMRU sepanjang tahun ini turun aibat dampak tidak langsung dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan permintaan batu bara global berkurang.

Hal ini seiring adanya kebijakan karantina wilayah di beberapa negara seperti China dan India yang berdampak pada penghentian operasional sektor industri yang menggunakan batu bara. Lesunya permintaan berujung pada tren koreksi harga batu bara yang kemudian memaksa pemilik tambang untuk membatasi produksinya, sehingga persediaan batu bara menumpuk di stock pile.

Konsekuensinya adalah target kinerja para produsen batu bara diturunkan oleh pemilik tambang. Alhasil, hal itu turut berdampak pada kinerja operasional perusahaan jasa pertambangan seperti SMRU. “Pemilik tambang tidak ingin mengeluarkan biaya ekstra yang mana mereka tidak dapat menjual persediaannya sesuai target di tahun ini,” ungkap Arief, hari ini (9/12).

Ia menyampaikan, hingga kuartal III-2020 realisasi volume pengupasan lapisan tanah penutup atau overburden removal (OB) SMRU kurang-lebih sekitar 15 juta bank cubic meter (bcm). Nilai tersebut setara 75% dari target volume OB SMRU di tahun ini di kisaran 20 juta ton.

Baca Juga: Terpapar pandemi, SMR Utama (SMRU) memangkas target produksi tahun ini

Target tersebut sebenarnya merupakan hasil revisi mengingat sebelumnya SMRU sempat mematok target volume OB di tahun ini sekitar 34,2 juta bcm sampai 36 juta bcm. Penyesuaian target ini tentu berdasarkan kondisi pasar batu bara yang tertekan sepanjang tahun 2020.

Arief memprediksi, hingga tutup tahun nanti, kemungkinan besar volume OB SMRU belum bisa mencapai target yang ditetapkan. Kali ini faktor penyebabnya adalah curah hujan yang cenderung tinggi sepanjang kuartal empat. “Kemungkinan terjadi kekurangan lebih dari 600.000 bcm dari target revisi,” imbuh dia.

Manajemen SMRU sudah menetapkan target volume OB di tahun 2021 mendatang yakni sebesar 27 juta bcm. Jumlah tersebut tentu lebih tinggi dibandingkan target revisi volume OB yang ditetapkan perusahaan pada tahun ini.

Tak hanya itu, SMRU juga menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitat Rp 200 miliar pada tahun depan yang sebagian akan dialokasikan untuk penggantian alat-alat pertambangan yang ada.

Di sisi lain, manajemen SMRU masih menunggu dampak kesepakatan perdagangan ekspor batu bara Indonesia menuju China sebesar 200 juta ton pada tahun 2021. Memang, di atas kertas sentimen ini dapat mendongkrak produksi batu bara, termasuk peningkatan kontrak jasa pertambangan.

“Dengan adanya permintaan tersebut, maka ini akan menaikkan harga batu bara. Namun, sampai saat ini belum ada peningkatan permintaan produksi dari pemilik tambang,” pungkas Arief.

Selanjutnya: Volume pengupasan lapisan SMR Utama (SMRU) turun 35% di semester I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×