Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Anna Suci Perwitasari
Lebih lanjut, Direktur Utama PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) Vera Kirana menjelaskan, dengan penambahan kapasitas dari 4 lajur menjadi 6 lajur per jalurnya mempengaruhi kelancaran keseluruhan ruas Jalan Tol Jakarta-Cikampek.
"Pendistribusian kapasitas di Jakarta-Cikampek karena adanya pemisahan perjalanan jarak jauh dan jarak dekat tersebut itulah yang juga mempengaruhi peningkatan kecepatan rata-rata yang saat ini dirasakan oleh seluruh pengguna jalan, baik jarak jauh maupun jarak pendek,” jelasnya.
Saat ini secara keseluruhan, Vera menjelaskan, dari data terlihat adanya penurunan V/C ratio untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah, salah satunya yang tertinggi yaitu di segmen Cikarang Timur–Karawang Barat yang semula 1,07 turun menjadi 0,63 (arah Cikampek) dan 1,10 turun menjadi 0,63 (Arah Jakarta) .
Tidak hanya itu, terjadi penurunan signifikan untuk rata-rata V/C ratio di Jalan Tol Jakarta-Cikampek, yang semula semula 0,80 menjadi 0,56 (arah Cikampek) dan semula 0,81 menjadi 0,54 (arah Jakarta).
Baca Juga: Kenaikan tarif belum berdampak signifikan untuk Jasa Marga (JSMR)
“Dengan adanya penurunan V/C ratio ini, kami mencatat peningkatan kecepatan rata-rata dari 41,96 Km/Jam menjadi 57,46 Km/Jam di arah Cikampek (meningkat 36,94%), sedangkan untuk arah Jakarta kecepatan meningkat dari 45 Km/Jam menjadi 57 Km/Jam (meningkat 26,8%). Selain itu dari segi percepatan waktu tempuh, dari Cikampek menuju Jakarta dari yang biasanya memakan waktu 77 menit menjadi 60 menit. Sedangkan, dari Jakarta menuju Cikampek yang biasanya memakan waktu 82 menit bahkan lebih, kini dapat ditempuh dalam 61 menit,” tambahnya.
Manfaat inilah, tambah Vera, yang diterima pengguna jalan atas maupun bawah adalah sama-sama memberikan perjalanan yang lebih efektif dan efisien. Manfaat yang diterima pengguna jalan jarak dekat adalah distribusi lalu lintas lebih merata sehingga kelancaran di Jalan Tol Jakarta-Cikampek bawah dapat dirasakan cukup signifikan.
Integrasi ini bisa menjadi solusi untuk mengurai kepadatan kendaraan, sehingga dapat mengembalikan manfaat Jalan Tol Jakarta Cikampek yang lebih efisien bagi penggunanya,” tambahnya.
Selain itu, Vera juga menjelaskan efisiensi transaksi, yang seharusnya melakukan 2x transaksi menjadi 1x transaksi saja. Selain itu, jika dioperasikan secara terpisah, tarif untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mencapai Rp 1.250 per kilometernya.
Artinya, pengguna jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated (jarak jauh) untuk Golongan 1 harus membayar tarif sebesar Rp 47.500 ditambah tarif Jalan Tol Jakarta-Cikampek sebesar Rp15.000, sehingga total tarif untuk pengguna Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated mencapai Rp 62.500.
Baca Juga: JP Morgan harap, Jasa Marga (JSMR) jaga kenaikan beban bunga dan pendapatan di 2021
Terkait dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM), PT JJC selaku pengelola Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated telah memenuhi seluruh SPM yang dipersyaratkan. PT JJC juga akan terus meningkatkan pelayanan, selain dengan melakukan pemeliharaan rutin dan pemeliharaan periodik seperti scrapping, filling, dan overlay (SFO), PT JJC juga menyiapkan berbagai pelayanan keselamatan di jalan tol ini.
Terdapat 4 konsep emergency plan yaitu 8 Emergency Opening (bukaan median), 4 Emergency Bay (lajur darurat), 8 Emergency Access (tangga darurat) dan 2 Emergency Exit (akses keluar darurat) sebanyak 1 lajur di masing-masing jalur arah Jakarta dan arah Cikampek. Untuk progresnya sendiri, Emergency Opening yang dilengkapi dengan Emergency Access sudah 100% selesai dilaksanakan.
Saat ini PT JJC tengah membangun empat Emergency Parking Bay sebagai tempat berhenti darurat pengguna jalan yang ditargetkan dapat digunakan oleh pengguna jalan pada Maret 2021.
Selanjutnya: Efek SWF hingga rencana IPO anak usaha bakal mendukung kinerja Jasa Marga (JSMR)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News