kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekan Impor Bibit Ayam Broiler, Saatnya Indonesia Lirik Potensi Dalam Negeri


Selasa, 31 Mei 2022 / 20:51 WIB
Tekan Impor Bibit Ayam Broiler, Saatnya Indonesia Lirik Potensi Dalam Negeri
ILUSTRASI. Peternak memberi makan ayam di Pacellekang, Gowa, Sulawesi Selatan, Senin (9/8/2021). ANTARA FOTO/Arnas Padda/yu/rwa.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada awal tahun 2022 Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa tahun 2022 akan dijadikan sebagai tahun peternakan. Adapun fokus kementerian pertanian mencakup pada keputusan yang akurat dan terakselerasi dengan tepat, terarah. 

Tak hanya itu Mentan juga mengarahkan agar jajarannya melakukan penajaman program peternakan serta melakukan harmonisasi, sehingga mencapai kesejahteraan peternak yang lebih baik.

Guna mencapai kesejahteraan peternak, perlu dipastikan agar kehadiran bibit unggul dapat tersedia di dalam negeri. Merespon target Kementan di tahun 2022, Founder Putra Perkasa Genetika (Indofarm) Renaldy Anggada menyatakan bahwa seluruh pihak termasuk pelaku usaha di bidang peternakan khususnya ayam broiler mesti mendukung target tersebut.

“Arahan Pak Menteri Pertanian sangat jelas memberikan keberpihakan bagi peternak dalam negeri dan harus didukung dengan rencana tindak lanjut yang konkret” jelas Renaldy dalam keterangannya, Selasa (31/5).

Baca Juga: Kembangkan Budidaya Jagung di Tojo Una-Una, Seger Agro Gandeng Kementerian ATR/BPN

Di samping menghadirkan bibit unggul ternak di dalam negeri, upaya untuk menghadirkan bibit unggul secara mandiri perlu tetap menjadi perhatian. Karena itu, dalam mendukung peningkatan produksi ternak khususnya ayam, kementerian pertanian mencanangkan untuk mengadakan bibit betina produktif ternak ayam di tahun 2022 sebesar 18.30.031 ekor dan meningkat 18.969.602 di tahun 2023 dan 19.509.172 di tahun 2024. 

Praktis diperlukan supply grand parent stock (GPS) untuk mencapai target tersebut sebagaimana tertuang dalam perubahan kedua Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2020 – 2024.

Selama ini kebutuhan terhadap GPS atau yang juga dikenal dengan bibit nenek ayam masih tergantung pada pasokan dari luar negeri. Penentuan jumlah impor GPS ayam merujuk pada kalkulasi teknis National Stock Replacement (NSR), sebagaimana tertuang dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017. Meski demikian, target pemenuhan bibit nenek ayam nyatanya kini perlahan sudah bisa disediakan dari dalam negeri. 

Melalui proses eksperimen dan riset yang ketat dan mendalam selama bertahun-tahun, saat ini Putra Perkasa Genetika telah mampu melahirkan suatu inovasi gemilang di sektor peternakan khususnya dalam hal pembibitan unggas. Harapan akan kemandirian bibit ayam broiler mulai tampak jelas.

“Sudah saatnya Indonesia berdaulat dalam menyediakan kebutuhan pangan khususnya dalam hal bibit ayam broiler. Langkah ini tentu sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo dalam Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasiona (Musrenbangnas) tahun 2022 untuk meningkatkan produktivitas dan kemandirian di sektor pangan”, tutup Renaldy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×