kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Teknologi cerdas ini dinilai bisa pacu nilai tambah kakao dan kopi


Rabu, 12 Februari 2020 / 09:49 WIB
Teknologi cerdas ini dinilai bisa pacu nilai tambah kakao dan kopi
Warga melakukan perawatan buah kakao jelang masa panen serentak di sentral perkebunan Kakao Nisam Antara, Aceh Utara, Aceh, Selasa (21/1/2020).


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kementerian Perindustrian semakin aktif mendorong pengembangan teknologi hilirisasi untuk lebih meningkatkan nilai tambah komoditas di dalam negeri.

Contohnya, yang dilakukan oleh Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP) di Makassar, dengan membuat Showcase Kakao 4.0.

“Teknologi pengolahan kakao ini kami rancang sesuai kebutuhan petani. Kami berharap, ke depannya, para petani itu bisa kami dorong menjadi petani produsen. Dengan konsep end-to-end process, dari mulai pascapanen sampai benar-benar menghasilkan produk cokelat,” kata Kepala BBIHP Tirta Wisnu Permana di Makassar, dalam keterangan resminya, Rabu (12/2).

Baca Juga: Kopi Nusantara Makin Diakui Internasional

Wisnu optimistis, melalui upaya strategis tersebut, akan menumbuhkan jumlah wirausaha baru di Tanah Air terutama sektor industri kecil dan menengah (IKM).

“Kami harus mendorong petani kita agar bisa meningkatkan nilai tambah komoditasnya. Oleh karena itu, kami bikin teknologi fermentasi,” tuturnya.

Menurut Wisnu, teknologi fermentasi konvensional biasanya memakan waktu lima sampai tujuh hari. Tetapi inovasi yang dikembangkan oleh BBIHP bisa memangkas waktu fermentasi biji kakao hanya menjadi satu hari. Diharapkan, dengan proses lebih efisien, IKM nasional bisa semakin berdaya saing.

Baca Juga: Kementan targetkan peta tematik sawit rampung tahun ini




TERBARU

[X]
×