Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) menargetkan dapat memiliki 15 ribu titik drop point paket hingga akhir 2022. Target tersebut naik dua kali lipat dibandingkan jumlah drop point di tahun lalu.
Emiten logistik ini akan memperluas kerja sama dan kemitraan dengan berbagai pihak. Di sepanjang tahun 2021, TFAS memiliki sebanyak 7.500 titik drop point dengan jumlah paket terkirim sebanyak 7,93 juta.
Direktur Utama TFAS Jody Hedrian mengatakan,hal tersebut karena Telefast telah mencapai pertumbuhan positif selama semester pertama tahun ini. Hingga akhir semester I-2022, TFAS telah memiliki 8.656 titik drop points paket.
Baca Juga: Telefast Indonesia (TFAS) mendirikan anak usaha baru Tfas Energi Indonesia
"Jadi bisa dilihat disini kinerja operasional bertumbuh dari tahun ke tahun, dimana pertengahan tahun saja sudah mencapai pencapaian satu tahun di 2021," kata Jody dalam paparan publik virtual, Kamis (15/7).
Jody mengungkapkan bahwa perseroan telah berhasil memperluas kerja sama dan kemitraan. Pada tahun 2021, TFAS mengembangkan bisnis dengan menggandeng berbagai pihak antara lain Sampoerna Retail Community (SRC), Fastpay, dan menambah 500 pos outlet bersama Pos Indonesia.
"Bisa kita liat circle disini, Telefast berada di tengah. Artinya, kita melakukan berbagai kerja sama untuk pengembangan drop point dan menjadi 3rd party logistic (3PL) agregator. Di industri logistik, semakin banyak kerja sama tentu jaringan jadi semakin luas," ucap Jody.
Ke depan, Telefast akan fokus pada tiga hal yakni memperluas kerja sama dan kemitraan, mengembangkan sistem IT (Information and Technology), dan menjadi perusahaan 3PL Agregator terdepan.
"Kami terus memperluas mitra dan kerja sama baik swasta maupun pemerintah, untuk mengakselerasi pertumbuhan bisnis Telefast," ujar Risky Nayendra, Direktur TFAS dalam kesempatan yang sama.
Mengenai pengembangan sistem IT, lanjut Risky, Telefast akan meningkatkan kualitas dari layanan Whatsapp For Business Platform, Mobile Application Platform serta Web Base System, misalnya pengembangan fitur drop point location dan cashless payment.
Karena itu, belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 2 miliar di tahun ini, sebagian besar dialokasikan untuk pengembangan IT.
Telefast bercita-cita menjadi perusahaan 3PL agregator terdepan. Risky bilang, TFAS terus berupaya menjajaki kerja sama dan kemitraan. Saat ini, mitra dari TFAS seperti Paxel, Sicepat Express, Sentral Cargo dan Pos Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, Telefast meraih pendapatan sebesar Rp 644,6 miliar pada 2021, naik 13% dari tahun sebelumnya Rp 568,5 miliar. Perolehan itu berimbas pada melonjaknya posisi laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk hingga 310,59% menjadi Rp 26,62 miliar dari tahun sebelumnya Rp 6,48 miliar.
Sementara di sepanjang kuartal I-2022, TFAS mencatatkan penjualan neto sebesar Rp 157,01 miliar. Capaian itu naik 12,44% dibanding periode sama tahun lalu Rp 139,63 miliar.
TFAS mencatatkan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 107 juta. Padahal, TFAS mencatatkan laba Rp 2,01 miliar di kuartal I-2021.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News