kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Telkom Sigma incar pendapatan 2017 tumbuh 30%


Kamis, 02 Maret 2017 / 20:24 WIB
Telkom Sigma incar pendapatan 2017 tumbuh 30%


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Sigma Cipta Caraka (Telkom Sigma) memasang target agresif di 2017. Perusahaan integrated Information Communication & Technology (ITC) Solution ini menargetkan pendapatan tumbuh 25%-30% pada tahun ini.

Sepanjang 2016, Telkom Sigma telah membukukan pendapatan sebesar Rp 3,4 triliun. Artinya, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM ) berhasil melampaui target sebesar Rp 2,5 triliun. Dengan acuan hasil tahun lalu, artinya, Telkom Sigma mengincar pendapatan sekitar Rp 4,25 triliun hingga Rp 4,42 triliun pada tahun ini.

Telkom Sigma optimistis bisa mencapai target sejalan dengan startegi bisnis yang telah dipersiapkan. Meskipun tantangan untuk bisnis IT pada tahun ini masih berat, karena konsentrasi pemerintah berbeda dari pangsa pasar bisnis IT pada tahun-tahun sebelumnya.

Judi Achmadi, Direktur Utama Telkom Sigma mengatakan, untuk bisa terus mencetak pertumbuhan, pihaknya harus mengikuti konsentrasi pemerintah yang sangat fokus menggenjot pembangunan infrastruktur. "Telkom Sigma akan mengikuti euforia ini dengan membangun produk IT untuk mendukung infrastruktur yang dibangun pemerintah," jelasnya di Jakarta, Kamis (2/3).

Proyek-proyek infrastruktur yang dibidik Telkom Sigma diantaranya proyek jalan tol, dan smart building. Perusahaan akan menyiapkan aplikasi yang bisa memberikan kenyamanan bagi penggunan proyek-proyek tersebut.

Untuk mendukung itu, Telkom Sigma tahun ini berencana mengakuisisi satu perusahaan software infrastruktur. Rencana akusisisi tersebut sedang dalam proses dan ditargetkan bisa rampung pada semester I 2017. Selain itu, perseroan juga akan mencaplok satu perusahaan lagi yang bergerak di bidang managed service untuk perbankan pada semester II mendatang. Nantinya, kedua perusahaan tersebut akan menambah jumlah anak usaha Telkom Sigma yang saat ini sudah mencapai 10 perusahaan.

Selain sektor infrastruktur, Judi mengatakanTelkom Sigma akan berinvestasi software besar-besaran di tiga sektor lain, yakni industri kesehatan, industri pariwisata dan industri pendididikan. "Untuk tingkatkan bisnis kita akan masuk ke tiga sektor tersebut," kata Judi.

Di sektor kesehatanan, Telkom Sigma akan mengembangkan Health Information Exchange, yakni sebuah sistem yang bisa merekam history kesehatan pasien. Judi mengatakan, saat ini rencana pengembangan proyek ini masih dalam proses kajian.

Sementara di sektor pariwisata, perusahaan akan mengembangkan e-tourism yakni semacam aplikasi yang membantu rencana dan transaksi perjalanan wisata dengan konsep look book integrated. Judi mengklaim, produk wisata yang ditawarkan di aplikasi ini nantinya akan lebih murah dari tawaran yang sudah dari pemain bisnis lain saat ini.

Aplikasi e-tourism tersebut sudah dipakai di internal Telkom sejak Januari 2017. Namun, peluncuran ke pasar eskternal ditargetkan baru akan digelar pada April mendatang. "Nanti ini akan di bawah anak usaha kami, yakni Pointers. Kontribusi pendapatannya masih kecil, tahun ini ditargetkan 5% dari sini," kata Judi.

Pendapatan Telkom Sigma tahun ini diperkirakan masih akan didominasi dari sistem intergrasi. Sekitar 30% berasal dari data center dan 20% dari manage services. Per akhir 2016, Telkom Sigma telah memiliki pelanggan korporasi sebanyak 250 perusahaan. Tahun ini, mereka menargetkan menambah 50 pelanggan enterprise.

Jika tahun lalu kliennya masih kebanyakan dari sektor swasta yakni sekitar 60% dan BUMN 40%, maka tahun ini Telkom Sigma menargetkan jumlah klien dari perusahaan BUMN akan mendominasi menjadi 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×