kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.487.000   72.000   2,98%
  • USD/IDR 16.610   15,00   0,09%
  • IDX 8.238   149,11   1,84%
  • KOMPAS100 1.145   25,73   2,30%
  • LQ45 820   23,58   2,96%
  • ISSI 290   4,46   1,56%
  • IDX30 429   13,21   3,18%
  • IDXHIDIV20 487   16,89   3,59%
  • IDX80 127   2,85   2,30%
  • IDXV30 135   1,26   0,95%
  • IDXQ30 136   4,84   3,69%

Tenaga Profesional Indonesia Didorong Masuki Pasar Kerja Uni Eropa


Selasa, 21 Oktober 2025 / 21:01 WIB
Tenaga Profesional Indonesia Didorong Masuki Pasar Kerja Uni Eropa
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyampaikan kata sambutan pada acara Strategic Forum Indonesia-Canada CEPA (ICA-CEPA) dan Indonesia-European Union CEPA (IEU-CEPA) di Auditorium Kemendag, Jakarta, Senin (29/9/2025). Menteri Perdagangan mengatakan penyelesaian IEU-CEPA dan penandatanganan ICA-CEPA adalah titik tolak perjalanan untuk memperkuat posisi perdagangan Indonesia di kancah global terutama dalam kondisi geopolitik dan perdagangan dunia saat ini dengan rincian ekspor Indonesia ke Kanada tercatat sebesar 3,5 miliar dolar AS pada 2024, sedangkan Uni Eropa mencapai 30 miliar dolar AS pada tahun yang sama. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/bar


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong tenaga kerja profesional Indonesia untuk memanfaatkan peluang kerja yang terbuka di Uni Eropa (UE) menyusul penyelesaian substansial perundingan Perjanjian Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreemen (IEU-CEPA).

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag, Djatmiko Bris Witjaksono, menyampaikan keyakinannya terhadap kualitas sumber daya manusia Indonesia. 

“Kami melihat perkembangan sektor jasa di Indonesia sangat luar biasa. Banyak tenaga profesional kita yang sudah berkembang di luar negeri hingga ke level yang diperhitungkan. Pasar UE pun menawarkan peluang yang menarik,” ujar Djatmiko, dikutip Selasa, (21/10/2025).

Atase Perdagangan RI di Brussels, Belgia, Lusyana Halmiati, menjelaskan bahwa kekurangan tenaga kerja di UE paling banyak terjadi di sektor konstruksi, pelayanan kesehatan, juru masak, teknisi kelistrikan, dan operator permesinan. 

Baca Juga: Rosan Bidik Pertumbuhan Investasi 20% per Tahun Lewat EU–CEPA dan EU Investment Desk

“Sektor kesehatan menjadi yang paling disorot karena pada 2024 mereka kekurangan 1,2 juta dokter dan perawat,” ungkap Lusyana. 

Meski begitu, ia menekankan tantangan seperti kemampuan berbahasa dan perbedaan kebijakan antarnegara di UE.

Sementara itu, Direktur Promosi dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, Sri Mulyani, menambahkan pentingnya persiapan tenaga profesional sebelum menembus pasar Eropa. 

“Perlu kemampuan berbahasa sesuai negara tujuan dan sertifikasi yang sesuai agar tidak terjadi ketidaksesuaian pekerjaan. Kolaborasi strategis juga penting untuk memperkuat penjenamaan tenaga kerja profesional Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga: Perundingan Perjanjian Dagang I-EU CEPA dan I-EAEU FTA Ditargetkan Rampung Tahun Ini

Dari sisi dunia usaha, Kepala Deputi Kelompok Kerja SDM EuroCham Indonesia, Sylviawati Tanuwikarta, menyebut bahwa implementasi Indonesia-EU CEPA yang memberikan tarif nol persen untuk 90,4% pasar UE berpotensi meningkatkan permintaan tenaga kerja. 

“CEPA bisa membuka peluang lebih besar bagi tenaga kerja terampil Indonesia, khususnya di sektor unggulan seperti kopi, kelapa sawit, dan kakao,” katanya.

Baca Juga: Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM Luncurkan EU Desk, Ini Alasannya

Selanjutnya: 10 Bulan Berjalan, Program MBG Disebut Salah Sasaran dan Boros Anggaran

Menarik Dibaca: Cara Menangani Kecemasan Berlebihan Akan Penampilan Fisik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×