kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.306.000 -0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terapkan Strategi Tanam Cepat, Kementan Siapkan Insentif Rp 5,8 Triliun


Senin, 20 November 2023 / 19:23 WIB
Terapkan Strategi Tanam Cepat, Kementan Siapkan Insentif Rp 5,8 Triliun
ILUSTRASI. Amran Sulaiman bersiap dilantik menjadi Menteri Pertanian di Istana Negara, Jakarta, Rabu (25/10/2023). Presiden Joko Widodo melantik Amran Sulaiman sebagai Menteri Pertanian sisa masa jabatan tahun 2019-2024 menggantikan Syahrul Yasin Limpo yang mengundurkan diri setelah menjadi tersangka dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementerian Pertanian. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman mengatakan, dengan adanya El Nino membuat masa tanam mundur. Dengan demikian perlu dilakukan tanam cepat untuk menyiasati mundurnya juga masa panen raya mendatang. 

"Kita harus siasati pertama dengan tanam cepat. Insyaallah lusa kita ke Jawa Timur tanam cepat. Panen langsung kita tanam siasati itu namanya tanam culik istilahnya di lapangan," kata Amran ditemui di Kantor Staf Presiden, Senin (20/11).

Strategi lain ialah, Kementerian Pertanian juga akan memberikan insentif berupa bibit/benih gratis bagi lahan beririgasi di Indonesia. Dimana ada sekitar 1-1,5 juta hektar lahan beririgasi. 

"Kita memberikan insentif bibit benih gratis. Ini akan meningkatkan produksi. Jadi petani juga mau untuk melakukan tanam cepat," imbuhnya. 

Baca Juga: Ada El Nino, Impor Beras Bisa Membengkak pada Tahun Depan

Adapun untuk insentif benih/bibit dan alsintan tersebut Kementerian Pertanian telah menyiapkan anggaran sekitar Rp 5,8 triliun. Dimana tak hanya padi, insentif bibit/benih dan alsintan juga akan diberikan untuk tanam cepat komoditas jagung. 

"Ini aku siapkan sampai Okmar [Oktober-Maret] itu Rp 5,8 triliun. Khusus untuk padi jagung saja dengan alat mesin pertanian," ungkapnya. 

Dengan tanam cepat tersebut, diharapkan bisa akan panen pada Februari-Maret. Adapun tanam cepat akan dilaksanakan hingga 1 juta hektar. 

"Makanya kami pantau harian tanaman padi. Bulan ini tanam sekian, tanam sekian. Kalau 1 juta hektar minimal 900.000 (hektar) itu cukup, kalau di bawah itu 700 (ribu), 600 (ribu) apalagi 500 (ribu) itu pasti kekurangan beras 3 bulan kemudian. Jadi kalau bulan November tanam di bawah 1 juta, di bulan Januari akan kekurangan," jelasnya. 

Baca Juga: Hadapi El Nino, Mentan Kejar Percepatan Peningkatan Produksi Beras

Amran mengatakan, dengan strategi peningkatan produksi mulai saat ini, harapannya tahun depan impor dapat ditekan. Sehingga secara perlahan produksi meningkat dan Indonesia dapat kembali mencapai swasembada beras pada 2026.

"Kita pelan-pelan swasembada, menekan impor di 2024, mudah-mudahan sudah produksi meningkat di 2025. 2026 swasembada kembali," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×