Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lapangan Duri yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan, bagian dari Subholding Upstream Pertamina, menjadi salah satu penopang utama produksi minyak dari Wilayah Kerja (WK) Rokan di Provinsi Riau yang mencapai 165 ribu barrels oir per days (Bopd) karena menerapkan teknologi injeksi uap.
Lapangan lain yang juga berkontribusi terhadap produksi WK Rokan adalah Minas, Bangko, Bekasap, Balam South, Kota Batak, Petani, Lematang, Petapahan, dan Pager.
Hendri Junaidi, Team Manager Support Rig Work Over Work Services (WOES) Heavy Oil PT Pertamina Hulu Rokan, mengatakan setiap lapangan di WK Rokan berbeda karakterisnya. PHR akan memetakan area pengeboran dan kebutuhan rig untuk meningkatkan produksi di WK Rokan, termasuk dari Lapangan Duri.
“Seperti disampaikan Dirut PHR Pak Jaffee, kami akan terus terus melakukan pengeboran pengembangan secara masif untuk mendukung target produksi 300 ribu Bopd pada 2025. Pada 2022, PHR akan mengejar pengeboran 400-500 sumur,” ujar Hendri kepada media di Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau, Rabu (22/12).
Hendri menyebutkan, pada 2022 akan ada tambahan rig untuk melakukan kegiatan pengeboran pengembangan di WK Rokan. Dari 17 rig dan 161 sumur pada 2021, tahun depan PHR memproyeksikan20-24 rig. Sejumlah perusahaan jasa migas, termasuk dari PT Pertamina Drilling Service Indonesia (PDSI), bagian dari Subholding Upstream Pertamina, ikut terlibat dalam penyediaan rig untuk kegiatan pengeboran sumur di WK Rokan. PDSI mengoperasikan tiga rig. Dua rig di area Bangko dan satu di area Seruni dan Pungut.
“Rig PDSI 550 HP yang dioperasikan di Rokan merupakan rig baru yang diproduksi perusahaan di Indonesia,” kata Afriansyah, perwakilan dari PDSI.
Kegiatan pengeboran pengembangan di WK Rokan menyebar di beberapa lapangan, termasuk di dua lapangan terbesar, yaitu Lapangan Minas dan Duri. “Minas memproduksi Sweet Light Crude (SLC) dengan metode waterflood dan Duri memproduksi Heavy Crude dengan metode steam flood,” ujar Hendri.
Wulan Sary, Pjs Rig Superintendent (Team Manager) Rig WOWS Heavy Oil PHR, mengatakan Lapangan Duri termasuk kategori lapangan dengan produksi minyak berat (heavy oil). Minyak berat memiliki sifat kental dengan tingkat kepekatan sangat tinggi, sulit mengalir sehingga sulit untuk diangkat.
“Di Lapangan Duri, uap disuntikkan dekat dengan dasar reservoir melalui sumur injeksi. Uap air naik ke permukaan reservoir. Uap mengalirkan panas ke minyak berat dingin, mengurangi tingkat kekentalan sehingga minyak dapat lebih mudah bergerak untuk dialirkan ke sumur-sumur produksi,” jelas Wulan.
Lapangan Duri ditemukan pada Maret 1941 dan mulai berproduksi pada Februari 1954. Luas lapangan 14.000 hektar. Jumlah sumur di Lapangan Duri merupakan yang terbanyak di WK Rokan, yakni mencapai 10.700, dan sekitar 8.700 sumur masih aktif berproduksi.
WK Rokan merupakan salah satu wilayah kerja minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia. Sejak 9 Agustus 2021, pengelolaan Blok Rokan di Provinsi Riau beralih ke PHR setelah sejak tahun 1951 dikelola PT Chevron Pasific Indonesia (CPI). Alih kelola itu menjadi tonggak sejarah pengelolaan hulu minyak dan gas bumi di Indonesia.
Sejak 1951 hingga 2021, Blok Rokan telah menghasilkan 11,69 miliar barel minyak dengan produksi rata-rata paruh pertama tahun ini sebesar 160,5 ribu barel minyak per hari untuk minyak bumi atau sekitar 24 persen dari produksi nasional. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News