kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terdampak corona, sejumlah industri ramai-ramai koreksi target kinerja di 2020


Kamis, 07 Mei 2020 / 13:05 WIB
Terdampak corona, sejumlah industri ramai-ramai koreksi target kinerja di 2020
ILUSTRASI. Industri tekstil. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/foc/17.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini hanya naik 2,97% yoy. Sementara di sisi lain, asosiasi industri dan sejumlah perusahaan sudah terang-terangan merevisi turun target kinerja tahun ini akibat tertekan wabah corona. 

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Rizal Tanzil Rakhman menyatakan asosiasi merevisi target yang semula diprediksi tumbuh sekitar 3,5% jadi menurun ke  -1,3% dengan asumsi Juli membaik. 

Baca Juga: Kadin: Pertumbuhan industri bakal kian merosot di kuartal II-2020

"Saat ini kondisi sudah sangat berat. Utilitas rata-rata pabrik nasional sudah di bawah 10% karena tidak ada pasar baik lokal maupun ekspor. Alhasil sebagian pabrik sudah pada tutup," jelasnya kepada Kontan.co.id, Rabu (6/5). 

Rizal bilang  ketahanan industri saat ini untuk bertahan selepas Mei hampir tidak mungkin, karena kas perusahaan sudah habis. "Dan paling cepat 1-1,5 tahun untuk pemulihan jika sudah tutup," katanya. 

Selain itu, Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) sudah dua kali mengoreksi target geliat industrinya di sepanjang tahun ini karena imbas corona. Di awal tahun, sebelum kabar corona mewabah di Indonesia, Inaplas memproyeksikan industri kimia dan plastik mampu tumbuh di kisaran 5,2%. Namun, setelah corona merebak, mereka merevisi target pertumbuhannya menjadi 2,5%. 

Adapun pada Mei ini, Sekjen Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar Budiono mengungkapkan target pertumbuhan industri Olefin, Aromatik dan Plastik menjadi hanya 0,5% di sepanjang tahun ini. "Di hilir ini memang drop lumayan, utilisasinya turun menjadi 40%-an karena daya beli yang menurun. Namun utilisasi di hulu masih normal 90%-95% ga ada masalah," jelasnya. 

Baca Juga: Banjir keluhan tagihan listrik, PLN diminta lebih intensif komunikasi ke pelanggan

Namun, untuk menjaga pertumbuhan industrinya, Inaplas menargetkan bisa menyasar pasar ekspor. Fajar mengungkapkan di bulan Mei ini  Inaplas menargetkan bisa mengekspor 30.000 ton sejumlah produk dari hulu di antaranya polyethylene, propylene untuk bisa diekspor ke China. Nanti menyusul di jual ke Bangladesh, India, dan beberapa negara yang sudah melonggarkan kebijakan lockdown




TERBARU

[X]
×