Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Dahana (persero) akui bisnisnya cukup tertekan pandemi Corona. Namun manajemen Dahana tidak tinggal diam, mereka melakukan sejumlah strategi untuk tetap menjaga keberlangsungan bisnis dan proyeknya.
Direktur Operasional Dahana, Bambang Agung menyatakan pandemi Corona menimbulkan tekanan tersendiri sehingga menghambat sejumlah aktivittas bisnis salah satunya adanya ketidakpastian pembiayaan proyek dan terbatasnya mobilisasi personil dan distribusi material akibat kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Bambang mengatakan ada dua proyek di Sumatera yang berhenti karena pendanaan dari China berhenti karena mereka juga harus menghadapi tantangan Corona yang belum selesai.
Baca Juga: SKK Migas upayakan ketersediaan data dari 68 cekungan yang belum tergarap
Meski demikian, tetap ada proyek yang tetap berjalan meski di tengah pandemi Corona yakni pembuatan jalan tol dan terowongan untuk jalur kereta cepat. Dahana akan menyelesaikan empat terowongan di akhir Desember 2020.
"Selain itu, Corona juga menjadi tantangan tersendiri ke timeline kerja yang sudah disepakati dalam kontrak, Dahana harus betul-betul berupaya bagaimana bisa tetap mengimbangi harapan stakeholder dan mengorbankan turunnya sedikit profit," kata Bambang dalam MarkPlus Industry Roundtable sektor infrastruktur pada Selasa (15/9)
Turunnya profit ini diakui Bambang disebabkan naiknya biaya operasional di lapangan karena peralatan yang sebelumnya sederhana harus ditingkatkan sebagai bentuk komitmen Dahana kepada pelanggan.
Bambang memaparkan kebetulan saat ini proyek infrastruktur yang dilaksanakan Dahana adalah dari proyek pemerintah yang semuanya penting untuk negara. "Oleh karenanya kami ingin tetap on spect dan on schedule, ada penyesuaian dari hulu hingga hilir," kata Bambang.
Baca Juga: Ini sederet agenda bisnis Dahana di sisa tahun ini hingga tahun 2021 nanti
Bambang sedikit memaparkan, sebelumnya peralatan yang digunakan tentu menyesuaikan harga, tetapi di tengah pandemi harus ada penyesuaian antara teknologi dengan pekerja di lapangan untuk menurunkan resiko Corona. Teknologi dan produk yang lebih baik tentu bisa memangkas waktu pekerjaan di lapangan.
"Dari sisi proyek infrastruktur, tidak ada perubahan harga. Jadi harga tetap biasa tapi menggunakan bahan peledak utama dengan itu pekerjaan jadi lebih cepat selesai," kata Bambang.
Di sisi lain, Bambang menyatakan di masa pandemi saat ini, protokol kesehatan yang dilakukan di lapangan juga turut meningkatkan biaya operasional. Beberapa keperluan tersebut untuk rapid test, PCR, atau swab test, biaya overtime karena pembatasan personil, serta waktu dan produktivitas yang menurun akibat proses karantina.
Meski sudah memproyeksikan biaya operasional akan lebih besar dibandingkan biasanya, Bambang mengatakan Dahana tetap melakukan pengaturan arus kas sehingga kinerja keuangan bisa tetap terjaga.
Selanjutnya: Tahun depan, pemerintah bakal suntik dana Rp 37,38 triliun untuk 8 BUMN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News