Reporter: Fahriyadi, Noverius Laoli | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sangat optimistis! Inilah kesan yang langsung tertangkap saat Kementerian Pertanian (Kemtan) mengumumkan target produksi padi nasional tahun depan yang sebanyak 80,29 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).
Pasalnya, target produksi ini naik 7,06% ketimbang Angka Ramalan (Aram) produksi padi tahun 2015 yang hanya sebesar 74,99 juta ton GKG. Realisasi produksi padi tahun ini diragukan lantaran pemerintah akhirnya memutuskan impor beras 1,5 juta ton dari Vietnam dan Thailand.
NNandang Sunandar, Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kemtan berdalih, angka target produksi ini mengacu pada tambahan luas area panen tahun depan. Jika tahun ini luas panen sekitar 14,3 juta hektare (ha), tahun depan menjadi 14,8 juta ha. "Selain itu, produktivitas hasil panen juga naik, dari 5,23 ton per ha tahun ini menjadi 5,39 ton per ha," ujarnya, Kamis (3/12).
Kata dia, optimisme itu juga didukung oleh sejumlah kebijakan yang telah dilakukan Kemtan tahun ini. Ini diklaim bakal turut meningkatkan kinerja produksi padi 2016.
Faktor lain yang berperan mendongkrak produksi padi tahun 2016 adalah iming-iming bagi tenaga penyuluh pertanian yang akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) jika sukses mencapai target produksi di daerahnya.
Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) menilai, target produksi ini hanya mengalikan target luas panen dan produktivitas dengan asumsi kondisi normal, tanpa menghitung gangguan cuaca dan faktor lain. "Bertani itu bukan seperti rumus matematika. Ada faktor yang menentukan keberhasilan, yaitu cuaca," ujarnya.
Hermanto Siregar, Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) juga memandang optimisme Kemtan ini tidak disertai dengan transparansi kepada publik mengenai dasar penentuan angka produksi, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. Apalagi, dalam target produksi padi ini pemerintah memukul rata produktivitas lahan sawah. "Padahal, tiap daerah memiliki tingkat produktivitas yang berbeda," tuturnya.
Winarno memperkirakan, produksi padi tahun depan masih terpapar dampak kemarau panjang atau El Nino. Lihat saja, hingga awal Desember ini, baru 10% atau 1,4 juta ha lahan sawah yang sudah tanam, sisanya menyusul di pertengahan dan akhir bulan. "Dengan mundurnya masa tanam, otomatis itu mengubah asumsi target produksi dalam kondisi normal," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News