Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. Makin banyak saja investor asing yang merambah bisnis belanja online di pasar domestik. Terbaru, peritel asal Inggris, Tesco Plc membeli saham Lazada, pemain e-commerce terbesar di Asia Tenggara.
Sayang, Rizki Suluh Adi, Vice President Marketing and Business Development Lazada Indonesia belum mau mengungkapkan kehadiran Tesco di Lazada, termasuk nilai jumlah dana yang disuntikkan Tesco plus rencana Lazada ke depan.
Rizki hanya bilang bahwa layanan Lazada sudah ada di aplikasi iPhone pertengahan bulan ini, termasuk beberapa aplikasi yang masih dirahasiakan. "Kami akan menjadi pionir inovasi e-commerce di Indonesia," katanya ke KONTAN, akhir pekan lalu.
Rizki juga enggan mengungkapkan pertumbuhan bisnis Lazada. Yang jelas, Lazada optimistis pertumbuhan bisa tetap positif setiap tahun. Untuk 2014, Rizki memproyeksi bahwa akan semakin banyak permintaan dari luar daerah.
Andi S. Boediman, founder Ideosource sekaligus pengamat bisnis digital menyatakan, langkah Tesco membeli saham Lazada adalah sebagai ekspansi untuk memasuki wilayah bisnis baru. "Ukuran bisnis yang dibidik Tesco besar. Jadi akan sangat lama bagi mereka bila harus membuka toko sendiri untuk bisa menguasai pasar," ucapnya.
Selain itu, alasan menyiasati regulasi di wilayah baru pun adalah pertimbangan yang lain. Andi berujar, saat ini di Indonesia ada berbagai aturan yang membatasi penjualan melalui toko ritel. "Yang aman secara online. Jangkauan luas, regulasi pun bisa dile-wati," tuturnya.
Ke depan, semakin banyak investor asing yang masuk ke startup lokal. Fakta ini sebetulnya agak menyedihkan. Untungnya, perusahaan lokal masih memegang saham mayoritas sedangkan asing minoritas.
Seperti PT Berrybenka, e-commerce lokal yang baru mendapat suntikan dana dari Transcosmos senilai US$ 5 juta USD yang setara 30% sahamnya. Menurut CEO Berrybenka Jason Lamuda, investasi di bisnis online adalah hal yang mutlak untuk pengembangan bisnis ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News