kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Tidak ada proyek properti baru, tapi Cowell yakin bisa raup untung


Selasa, 08 Mei 2018 / 16:39 WIB
Tidak ada proyek properti baru, tapi Cowell yakin bisa raup untung
ILUSTRASI. Penjualan unit apartemen Cowell


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cowell Development Tbk (COWL) optimistis bisa mencatatkan kinerja yang lebih baik tahun ini meskipun hingga kuartal I 2018 perusahaan masih merugi. Pengembang ini optimistis bisa mencatatkan laba tahun ini sejalan dengan semakin membaiknya industri properti.

Darwin F. Manurung, Direktur dan Sekretaris Perusahaan COWL mengatakan, bisnis properti yang mulai membaik akan mendorong penjualan perusahaan untuk tumbuh besar tahun ini. Proyeksi pertumbuhan penjualan itu membuat perseroan yakin bisa lepas jari jeratan rugi.

Dia menerangkan, dalam dua tahun terakhir perusahaan menderita rugi karena bisnis properti lesu akibat berbagai faktor mulai dari melambatnya ekonomi yang menyebabkan pasar properti turun dan faktor politik yang terjadi di Jakarta. Sementara di saat yang sama beban yang ditanggung perusahaan juga besar karena karyawan tidak berkurang dan belanja operasional tetap sama .

"Jadi harusnya kita masih bisa untung tahun ini karena properti sudah mulai naik, bisnis tambang juga bergerak yang mendorong pertumbuhan di properti di Kalimantan. Sementara di Jabodetabek, properti segmen menengah juga masih cukup bagus karena menyasar end user," kata Darwin di Jakarta, Selasa (8/5).

Tahun ini, COWL menargetkan bisa membukukan pendapatan Rp 1 triliun atau tumbuh 90,3% dari pencapaian pada tahun 2017 yang hanya mencapai Rp 525,3 miliar. Sementara untuk laba bersih, perusahaan berharap bisa untung sekitar 5%-10% dari pendapatan.

Guna mencapai target tersebut, Cowell Development masih akan fokus melakukan pengembangan di proyek yang sedang berjalan saat ini dan akan fokus membangun proyek rumah tapak. Tak ketinggalan, perusahaan juga akan terus mendorong kegiatan-kegiatan promosi.

Dua proyek eksisting yang fokus dikembangkan adalah The Oasis Cikarang dan Borneo Paradiso Balikpapan. The Oasis merupakan kawasan yang dikembangkan COWL di atas lahan seluas 13,4 ha. Disana akan dibangun tiga menara apartemen, perumahan, lima low rise residence dan gedung kantor, rumah sakit dan kawasan komersial.

Saat ini perusahan itu telah membangun rumah sakit Omni dan satu menara apartemen bertajuk Mahogany. Sementara menara apartemen kedua di The Oasis bertajuk Accia sedang dalam proses pembangunan. Proyek ini ditawarkan dengan harga Rp 500 jutaan- Rp 600 jutaan.

Sementara untuk perumahan, perumahan sedang mengembangkan Pinewood Residence tahap II setelah berhasil memasarkan tahap I sebaanyak . 200 unit. Hunian ini dijual dengan harga sekitar Rp 600 jutaan.

Lalu, di Proyek Borneo Paradiso Balikpapan memiliki total lahan 215 ha yang akan dikembangkan menjadi kawasan perumahan dan apartemen low rise. COWL telah mengembangkan lima tower apartemen dari rencana pengembangan 18 tower. Satu tower terdiri dari 30 unit yang dipasarkan dnegan harga dibawah Rp 500 juta.

"Penjualan proyek kita di Balikpapan saat ini bergerak cukup bagus karena sektor mining juga sedang mengalami pertumbuhan. Permintaan hunian di sana mengalami peningkatan," kata Darwin.

Tahun ini, COWL menargetkan marketing sales Rp 720 miliar. Sementara untuk mendukung pengembangan proyek-proyek tersebut, perusahaan akan menganggarkan dana belanja (capex) Rp 211 miliar yang dananya bersumber dari pinjaman bank.

Kuartal I 2018, COWL mengalami rugi sebesar Rp 35,9 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun sebelumnya masih mencatat laba bersih Rp 1,56 miliar. Sementara pendapatannya hanya turun 2,3% menjadi Rp 125,8 miliar.

Rugi tersebut didorong akibat rugi selisih kurs yang diderita COWL cukup besar yiatu sebesar Rp 27 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×