Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (pada tahun ini masih mengandalkan bisnis fast moving consumer goods (FMCG) untuk bertumbuh. Perusahaan ini menargetkan bisnisnya bisa tumbuh lebih tinggi ketimbang raihan tahun lalu.
Lianne Widjaja, Presiden Direktur Tigaraksa Satria menyampaikan, sepanjang tahun lalu pendapatan perseroan ini tumbuh di level 5%. Sedangkan, tahun ini Tigaraksa membidik pertumbuhan lebih tinggi lagi dengan menerapkan strategi yang lebih apik. Kami sudah membuat business plan. Growth kami ingin lebih dari tahun lalu yang hampir 5%. Tahun ini kami menargetkan di atas 5%, tidak dobel digit tetapi high single digit, ujarnya kepada KONTAN, Kamis (1/3)
Sejak bulan lalu, emiten berkode saham TGKA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini sudah mengujicoba e-retailling. Dengan begitu penjualan ke gerai-gerai ritel akan semakin mudah.
Dengan berbasis aplikasi digital pemesanan akan lebih mudah. Tak cuma itu, perusahaan juga tidak lagi mengandalkan salesman untuk order taking.
Menurut Lianne, selain digitalisasi e-retailling yang sudah berjalan sejak pertengahan bulan lalu, perusahaan juga melakukan penetrasi yang lebih luas di segmenFMCG. Rencananya, TGKA akan menambah prinsipal baru untuk melengkapi 15 prinsipal lain. Lebih dari 90% itu berasal dari segmen FMCG. Rencananya tahun ini ada tambahan (prinsipal) sekitar satu atau dua lagi tahun ini, beber Lianne.
Pada pertengahan bulan lalu, Tigaraksa juga sudah memulai pilot project e-retailing. Untuk memuluskan rencana itu, perusahaan ini merogoh investasi sebesar Rp 2 miliar–Rp 3 miliar. Area Bekasi, Jawa Barat, akan menjadi fokus penetrasi pasar.
Apabila proyek ini berhasil, Tigaraksa akan memperluas ke beberapa wilayah lainnya. Proyek ini diproyeksikan bisa memperlua pasar TGKA, karena gerai-gerai bisa melakukan pemesanan melalui aplikasi. Dengan e-retailling ini maunya untuk membuat network kami yang sudah ada bertambah," ungkapnya.
Saat ini, TGKA memiliki jaringan 200.000 gerai yang selama ini menjadi pasar utama perseroan ini. Dengan sentuhan teknologi digital, pasar akan terus meluas. "Adanya e-retailing ini akan memudahkan gerai-gerai ritel yang dicover untuk pemesanan dan membuat stok barang," klaim Lianne
Kini, Tigaraksa akan merambah digitalisasi penjualan segmen buku pendidikan, selain segmen ritel untuk memperluas cakupan pasar. Buku pendidikan kami sudah transformasi dari penjualan offline ke online. Kami melihat bisnis model penjualan offline sudah out of date, ungkap Lianne
Memang, konsumen lebih senang dengan penjualan secara digital karena lebih cepat dan praktis. Sebelumnya, segmen buku pendidikan dan LPG (Blue Gas) dijalankan secara direct selling. Sekarang, tinggal bisnis LPG yang masih menggunakan penjualan langsung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News