Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) membuka peluang untuk menjalin kerja sama dengan perusahaan satelit orbit rendah atau Low Earth Orbit (LEO) milik Elon Musk, yakni SpaceX
Presiden Direktur Tower Bersama Infrastructure Herman Setya Budi menjelaskan infrastruktur yang ditawarkan Starlink sejatinya berbeda dengan apa yang dimiliki oleh TBIG, tetapi bisa saling melengkapi.
"Namun itu akan menjadi pelengkap antara Starlink dan kami. Kalau menara dan fiber optic itu memastikan kecepatan data, tetapi Starlink lebih cocok di daerah pinggiran," kata Herman saat ditemui, Kamis (30/5).
Menurutnya, infrastruktur Starlink akan lebih cocok berada di daerah yang tidak memungkinkan untuk dibangun fiber optic karena jangkauan daerah yang masih luas dan terpencil.
Baca Juga: Ini Alasan Tower Bersama Infrastructure (TBIG) Terbitkan Surat Utang US$ 900 Juta
"Jadi kawasan pertambangan mungkin akan bermanfaat. Jadi mungkin kami dapat melakukan kerja sama. Namun belum tahu seperti apa," ucap Herman.
Asal tahu saja, layanan internet Starlink sudah dikenalkan ke publik 2018. Hingga kini, sekitar 5.000 satelit Starlink berhasil diorbitkan ke luar angkasa menggunakan roket SpaceX, yakni Falcon 9.
Dilansir dari laman resminya, kecepatan Starlink Indonesia berkisar antara 25-220 Mbps. Berdasarkan pengalaman sebagian pengguna, kecepatan jaringan internet ini umumnya di atas 100 Mbps.
Sementara itu, kecepatan unggah Starlink Indonesia berkisar antara 5 Mbps dan 20 Mbps. Kecepatan ini membuat Starlink cocok digunakan untuk streaming, panggilan video, game online, dan penggunaan internet rumah tangga lainnya.
Sedikit berbeda dari layanan internet operator di Indonesia yang memanfaatkan kabel fiber optic, Starlink Indonesia membagikan jaringan broadband dengan memanfaatkan satelit luar angkasa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News