kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Toyota Minta Pemerintah Contek Thailand, Ini Alasannya


Selasa, 23 Januari 2024 / 23:05 WIB
Toyota Minta Pemerintah Contek Thailand, Ini Alasannya


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan kendaraan bermotor roda empat atau lebih di Indonesia mengalami stagnasi dalam sepuluh tahun belakangan dengan level satu juta unit per tahun. Padahal, produk yang diperkenalkan semakin banyak.

Contoh saja hanya dua tahun sedikitnya ada sepuluh merek baru seperti Wuling, Hyundai, DFSK, Morris Garage (GM), Great Wall Motors, sampai terbaru BYD.

Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyebut, salah satu yang melandasi kondisi itu karena adanya pajak tinggi sehingga belum semua masyarakat bisa mendapatkan mobil.

Menurutnya, kalau mau menaikkan pasar otomotif, pemerintah bisa contoh Thailand. Di Negeri Gajah Putih itu, pengenaan pajaknya lebih sederhana dan kecil.

Baca Juga: Catat! IIMS Kembali Digelar 15-25 Februari 2024

"Pajak kita lebih besar, ada pajak pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lain sebagainya. Minimal pajaknya kurangi jadi setengah pasar pasti naik," kata Bob di Karawang, Jawa Barat, Senin (22/1/2024).

Bob mencontohkan, saat pemberlakuan diskon PPnBM selama pandemi 2019 lalu penjualan mobil langsung meroket. Pada kondisi yang sama, penerimaan negara tidak berkurang karena pajak ikut masuk ke kas.

"Namun diskon pajak mobil di Indonesia secara politis tidak populer karena dianggap mensubsidi orang kaya," kata dia.

Langkah lainnya ialah memberikan insentif pada produsen supaya bisa lebih jauh mengembangkan dan memperkenalkan teknologi terbaru ke pasar.

Sampai saat ini, menurut Bob, insentif hanya diberikan ke konsumen lewat sejumlah instrumen fiskal tetapi belum ada insentif langsung kepada para produsen atau manufaktur.

"Kenapa butuh insentif? Untuk jembatan antara teknologi dan pasar. Terkadang kita inginnya teknologi tinggi, terbaru, tetapi pasar tidak menyerap," kata dia.

Baca Juga: Targetkan Transaksi Rp 5,3 Triliun, Pameran IIMS Kembali Digelar Februari 2024

"Nah, di situ kita butuh insentif. Kalau menunggu pasar, takut keduluan dari yang lain," tambah Bob.

"Namun sebenarnya kita sudah memberikan masukkan kepada pemerintah untuk mengembangkan pasar karena sudah 10 tahun satu juta unit terus," tutupnya.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total penjualan mobil di Tanah Air sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai 1.005.802 unit. Jumlah ini turun 4 persen dari satu tahun sebelumnya.

Dalam 10 tahun belakangan, penjualan mobil terendah terjadi pada tahun 2020 ketika adanya pandemi Covid-19.

Kala itu, produksi mobil hanya sebanyak 650.150 unit dan penjualan sebanyak 532.027 unit, terendah sejak tahun 2013.

Adapun 2013 tercatat sebagai tahun penjualan mobil tertinggi dalam satu dekade terakhir dengan torehan sebanyak 1.229.811 unit.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pasar Mobil Indonesia Stagnan, Toyota Minta Pemerintah Contek Thailand"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×