kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Toyota sambut era mobil listrik


Jumat, 09 Agustus 2019 / 18:34 WIB
Toyota sambut era mobil listrik


Reporter: Kenia Intan | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) mengenai kendaraan listrik pada Senin (5/8). Kehadiran Perpres menjadi pertanda baik bagi pemain di industri otomotif, salah satunya Agen Pemegang Merek (APM) Toyota Astra Motor (TAM). 

"Pada dasarnya TAM sebagai pelaku industri akan mengikuti kebijakan dari regulator, termasuk rencana elektrifikasi kendaraan ke depan," kata Executive General Manager PT Toyota Astra Motor Fransiscus Soerjopranoto ketika dihubungi Kontan.co.id, Jumat (8/8). 

Baca Juga: Perpres kendaraan listrik terbit, Peugeot bakal bawa mobil listrik

Ia berharap rencana elektrifikasi itu dapat berjalan sesuai dengan rencana. Sebabnya, ini menjadi salah satu cara untuk menekan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) Indonesia. 

Asal tahu saja, selain kendaraan listrik, pemerintah berusaha mengurangi BBM dengan kebijakan B30 yang direncanakan terealisasi tahun 2020. Bahkan, pemerintah mentargetkan Indonesia akan mencapai B100 nantinya. Untuk saat ini, Indonesia baru menerapkan B20 saja. 

Sekadar informasi, B20 dan B30 merupakan kebijakan pemerintah untuk mengurangi impor BBM dengan mencampurkan bahan bakar solar dan Crude Palm Oil (CPO). Komposisinya, mencampurkan CPO sebesar 20% untuk kebijakan B20 dan 30% untuk kebijakan B30.

Menurut Fransiscus, kedua cara di atas bisa menjadi jalan dalam menggalakkan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia. Ia menambahkan, keduanya memiliki prospek berkembang dan tantangannya sendiri-sendiri, seperti dari sisi teknologi.

Bicara soal teknologi, Toyota akan berkoordinasi lebih lanjut dengan pemerintah untuk memastikan jenis kendaraan EV yang paling sesuai di Indonesia. Adapun sejauh ini kendaraan listrik ada empat jenis yakni Hybrid, Plug-in Hybrid, Electric Vehicle (EV) yang terdiri atas Battery EV dan Fuel Cell EV.  

Baca Juga: Produsen otomotif berharap masa transisi ke kendaraan listrik bisa mulus

TAM menyadari transisi menuju elektrifikasi memakan waktu yang tidak sebentar. Oleh karenanya, berbagai pihak perlu berpikir bersama mengembangkan elektrifikasi,  misalnya dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk diolah menjadi baterai kendaraan. Mengingat, komponen baterai pada mobil listrik mencapai 60% dan harga baterai masih mahal, baik yang digunakan untuk tipe Hybrid maupun tipe yang lain. 

Jika ingin mempopulerkan kendaraan listrik di Indonesia, Fransiscus bilang musti ada keuntungan-keuntungan lain yang bisa menarik kustomer. Misalnya biaya parkir, biaya tol, atau biaya sehari-hari lainnya yang diberi insentif. 

Terkait target realisasi penjualan, TAM belum menetapkannya. " Yang jelas saat ini kami sudah berjualan H-EV dengan produk Camry, Alphard, dan tren penjualannya sangat bagus dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," terangnya. 

Baca Juga: Kemenperin janji beri keringanan pada produsen mobil listrik

Beberapa waktu sebelumnya, sempat beredar kabar Toyota akan membawa bus listriknya ke Indonesia.  Fransiscus enggan menjelaskan secara rinci karena TAM belum mendapatkan informasi terkait hal tersebut. Yang jelas, kata Frasiscus lagi, pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah menghadirkan teknologi kendaraan yang sesuai dengan kondisi di Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×