Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk ekspansi dengan menambah kapasitas produksi butadiene sebesar 37%. Total biaya proyek ekspansi butadiene diperkirakan mencapai US$ 42 juta.
Ekpansi emiten berkode saham TPIA ini dilakukan melalui entitas anaknya, PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI). Perusahaan telah memberikan kontrak jasa engineering, procurement and construction (EPC) kepada Toyo Engineering Korea Limited (Toyo-Korea) dan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) yang ditandai dengan penandatanganan kontrak pada 23 Januari 2017.
Diharapkan ekspansi pabrik ini dapat selesai dan beroperasi pada kuartal III 2018. Saat ini, pabrik Butadiene PBI yang beroperasi di Cilegon berkapasitas 100 KTA dengan lisensi berbasis Jerman, BASF. Pascaekspansi, kapasitas produksi tahunan Butadiene akan meningkat menjadi 137 KTA.
Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk, Suryandi menjelaskan, ekspansi menambah kapasitas produksi dilakukan untuk menambah nilai dari kelebihan produksi mixed C4. "Pascaekspansi cracker yang rampung pada tahun 2015, TPIA memiliki kelebihan produksi mixed C4 sebagai hasil dari peningkatan produksi naphtha cracker hingga 43%," katanya dalam keterangan tertulis, Senin (23/1).
Mixed C4 digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik butadiene dalam memproduksi butadiene yang selanjutnya akan digunakan sebagai bahan baku untuk pabrik karet sintetis yang akan datang.
Sebelumnya, PBI juga telah menandatangani perjanjian dengan Lummus Technology Inc, sebuah perusahaan CB&I, yang merupakan penyedia terkemuka teknologi dan infrastruktur untuk industri energi dari Amerika Serikat. Perjanjian tersebut adalah untuk lisensi dan desain teknik dari teknologi BASF/Ekstraksi Butadiene untuk ekspansi produksi butadiene pada kompleks naphtha cracker yang terintegrasi di Cilegon, Banten.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News