Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bisnis ritel milik taipan Chairul Tanjung yakni PT Trans Retail Indonesia ikut terseret perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kini manajemen Trans Ritel lebih selektif untuk mendirikan gerai baru.
Menurut Satria Hamid Ahmadi, General Manager Corporate Communication Trans Retail Indonesia, efek ekonomi yang loyo dan gejolak rupiah membuat penjualan barang di Trans Retail tidak bergairah. Konsumen, katanya, banyak yang menahan diri berbelanja di pasar modern.
Alhasil, perusahaan ini menekan biaya operasional untuk menjaga pertumbuhan bisnis. Salah satunya dengan membeli produk dari hulu untuk memperoleh harga yang lebih murah. Langkah lainnya memanfaatkan kerjasama dengan perusahaan kartu kredit untuk mendorong konsumen berbelanja. Harapannya, cara ini dapat mendorong konsumen kembali belanja di pasar modern dengan menggesek kartu plastik.
"Meskipun produk impor kami sedikit, namun kurs yang melemah menurunkan daya beli," katanya, kepada KONTAN, Senin (21/9). Saat ini, komposisi barang dagangan di Transmart Carrefour sekitar 90% merupakan produk lokal yang sebagian besar dari industri kecil dan menengah (IKM). Cuma sekitar 10% berupa produk impor.
Dalam situasi ini, Trans Retail Indonesia tak berani agresif tahun ini. Manajemen perusahaan cuma menargetkan pendirian lima gerai seperti tahun lalu. Kini, Trans Retail sudah mendirikan empat gerai dari target lima gerai. "Gerai kelima akan operasional pada Oktober 2015 di Makassar," tambah Satria.
Gerai di Kota Makassar ini akan berdiri di atas luas lahan 5.000 meter persegi (m²) dengan kapasitas barang yang akan dipajang rata-rata 40.000 sampai 50.000 per stock keeping unit (sku). Nantinya, gerai Transmart Carrefour ini akan menjadi gerai ke-90.
Hingga akhir September 2015 ini diperkirakan jumlah masih bertahan sebanyak 89 gerai. Selain menambah satu lagi satu gerai Carrefour, mereka juga menambah satu gerai Groserindo sebelum pengujung tahun ini. Untuk Groserindo, Transmart berkomitmen membangun dua gerai.
Peritel ini mengklaim masih punya cukup modal untuk ekspansi bisnis. Tanpa merinci, Satria menyebut untuk mendirikan satu gerai Transmart Carrefour dan Groserindo Carrefour butuh dana Rp 5 miliar sampai puluhan miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News