kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.409.000   5.000   0,21%
  • USD/IDR 16.717   24,00   0,14%
  • IDX 8.711   77,93   0,90%
  • KOMPAS100 1.194   10,49   0,89%
  • LQ45 855   7,80   0,92%
  • ISSI 311   3,27   1,06%
  • IDX30 442   1,95   0,44%
  • IDXHIDIV20 513   -0,14   -0,03%
  • IDX80 133   1,33   1,01%
  • IDXV30 141   0,50   0,36%
  • IDXQ30 141   0,33   0,23%

Transformasi Digital Jadi Kunci Daya Saing Perusahaan


Senin, 08 Desember 2025 / 22:50 WIB
Transformasi Digital Jadi Kunci Daya Saing Perusahaan
ILUSTRASI. Sistem digital


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Dina Hutauruk

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transformasi digital kini menjadi kunci daya saing perusahaan di Indonesia. Berbagai analisis McKinsey menegaskan adopsi AI dan generative AI mampu mendongkrak produktivitas, sepanjang industri siap mengintegrasikannya dalam proses bisnis.

Sementara itu, World Economic Forum memperkirakan lebih dari 70% nilai ekonomi baru dekade depan akan ditopang model bisnis berbasis platform digital, menandakan digitalisasi telah menjadi kebutuhan struktural.

Perubahan perilaku konsumen turut mempercepat urgensi tersebut. Laporan Google, Temasek, dan Bain & Company dalam eConomy SEA 2025 menunjukkan 62% konsumen Asia Tenggara mengambil keputusan belanja yang dipengaruhi fitur berbasis kecerdasan buatan. Kondisi ini mendorong perusahaan menata ulang strategi pemasaran, operasional, dan layanan agar mampu memberikan pengalaman cepat, personal, dan konsisten.

Guru Besar Pemasaran dan Branding Universitas Prasetiya Mulya, Agus W. Soehadi, menegaskan digitalisasi bukan sekadar adopsi teknologi, tetapi transformasi strategis yang menyentuh budaya organisasi, kepemimpinan, dan model bisnis. 

Baca Juga: Lintasarta Genjot Optimalisasi Layanan AI di Era Digitalisasi

Era masyarakat digital ditandai keterhubungan tinggi, interaksi real-time, serta peran konsumen sebagai ko-kreator nilai sekaligus penentu reputasi merek.“Keunggulan bersaing tidak lagi ditentukan oleh ukuran perusahaan, melainkan oleh kecepatan belajar, beradaptasi, dan berinovasi,” kata Agus, Senin (8/12/2025).

Agus memaparkan tiga pilar utama yang menopang keunggulan bersaing di era digital. Pertama, pengambilan keputusan berbasis data untuk menghasilkan keputusan yang presisi dan relevan.

Kedua, pengalaman pelanggan yang konsisten, personal, dan bernilai emosional guna membangun loyalitas jangka panjang. Ketiga, agilitas organisasi, yakni kemampuan merespons perubahan dengan cepat dan adaptif. Ketiga pilar ini, bila dijalankan terpadu, akan memperkuat posisi perusahaan menghadapi kompetisi digital yang makin kompleks.

Contoh nyata keberhasilan penerapan pilar tersebut dapat dilihat pada Sociolla, Shopee, dan Traveloka. Perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bagaimana budaya organisasi yang adaptif, kolaboratif, dan berbasis data mampu mempercepat inovasi serta memberi ruang eksperimen dan kolaborasi dengan pelanggan.

Agus juga menekankan pentingnya kepemimpinan digital. Pemimpin masa kini harus menjadi penggerak perubahan budaya, dengan tiga kompetensi utama: pola pikir visioner, empati, dan ketangkasan belajar. Kompetensi ini penting untuk menavigasi ketidakpastian sekaligus memanfaatkan peluang baru.

Baca Juga: Lintasarta Genjot Optimalisasi Layanan AI di Era Digitalisasi

Kolaborasi lintas sektor turut memperkuat daya saing. Implementasi QRIS, yang melibatkan regulator, fintech, dan sektor ritel, menjadi contoh bagaimana solusi ekosistem mampu memberi nilai tambah bagi pelanggan sekaligus efisiensi bagi pelaku usaha. Meski demikian, pemanfaatan teknologi harus tetap mengedepankan nilai kemanusiaan seperti empati, integritas, dan kreativitas.

“Keunggulan di era digital tidak ditentukan oleh kecanggihan teknologi, tetapi kemampuan memaknainya secara humanis dan berorientasi nilai. Perusahaan yang adaptif, memahami pelanggan secara autentik, dan menumbuhkan budaya inovasi berkelanjutan akan menjadi pemimpin pasar masa depan,” ujar Agus.

Agus menutup dengan menegaskan bahwa transformasi digital bukan tentang menjadi yang paling digital, tetapi yang paling relevan. Relevansi, katanya, menjadi mata uang baru dalam persaingan bisnis modern.

Transformasi digital membutuhkan visi strategis, kolaborasi ekosistem, kapasitas teknologi, dan keberanian menghadirkan nilai berkelanjutan bagi pelanggan serta masyarakat.

Selanjutnya: Diskon Tarif Jalan Tol 10%-20% Diberlakukan di 26 Ruas, Ini Daftar Lengkapnya

Menarik Dibaca: Hasil Bulu Tangkis SEA Games 2025: Tim Putra Indonesia Susul Tim Putri ke Final

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×