Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina, Yudo Widiyanto, Maria Rosita | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Persaingan bisnis TV berbayar semakin sengit. Mereka terus berlomba meningkatkan pelanggan dengan berbagai program.
Salah satunya adalah PT MNC Sky Vision, pemilik merek Indovision. Perusahaan ini berencana meluncurkan siaran berjenis high definition television (HDTV) pada tahun 2012. Arya Mahendra Sinulingga, Head Corporate Secretary Indovision menuturkan, pihaknya telah mengandeng lima penyedia konten HDTV. "Kami sudah teken kontrak dengan untuk jangka waktu tiga tahun," katanya, kemarin.
HDTV adalah siaran TV berbayar dengan ketajaman warna dan suara lebih baik dibandingkan dengan siaran TV berbayar biasa. Selain menambah layanan HDTV, Indovison juga akan menambah jumlah channel siaran dari 104 menjadi 114 tahun 2012.
Dengan penambahan ini, Indovision mentargetkan, jumlah pelanggan pada tahun 2012 mencapai 1,7 juta pelanggan atau tumbuh 30% dari saat ini yang sebanyak 1,2 juta pelanggan. Dalam kurun waktu dua tahun mendatang ia optimis bisa meraih 2 juta pelanggan.
Bukan itu saja. Agar bisa menjangkau pasar seluas-luasnya, Indovision juga terus menambah kantor cabang. Kalau tahun lalu baru memiliki 30 kantor cabang, sampai akhir tahun ini Indovision menargetkan total 58 kantor. Dan untuk 2012, Indovision akan menambah kantor cabang antara lain di Banjarmasin dan Papua Barat. Indovision menghabiskan dana investasi Rp 500 juta sampai Rp 2 milliar untuk setiap kantor cabangnya.
Incar rumah tangga
Tidak mau kalah PT First Media Tbk (KBLV) juga gencar menambah layanan baru dengan merilis siaran bernama video-on-demand (VOD) kemarin. Melalui layanan ini pelanggan bisa menentukan sendiri jadwal tayang film sesuai dengan kebutuhan.
Dicky Setiadi Moechtar, Direktur First Media mentargetkan, pada tahun 2012 jumlah pelaggan VOD First Media mencapai 60.000 pelanggan. Dicky mengincar pelanggan untuk segmen pelanggan rumah tangga. "Layanan ini akan meningkatkan pendapatan kami," ujar Dicky.
Adapun saat ini pundi-pundi pendapatan Frist Media masih dikuasai oleh layanan internet dan TV berbayar. Pada semester I-201, layanan internet menyumbang Rp 230,9 miliar atau 48,23% dari total pendapatan yang Rp 478,77 miliar. Sedangkan layanan tv berbayar menyumbang 122,15 miliar atau 25,51% dari total pendapatan semester I-2011.
PT Indonusa Telemedia pemegang merek TV berbayar Telkomvision juga baru saja menawarkan layanan terbaru bernama HBO on Demand. Layanan ini merupakan layanan interaktif internet TV yang menghadirkan film Hollywood dan film produksi original HBO dengan tarif Rp 90.000 per bulan.
Gatot B. Haryono, Direktur Penjualan dan Pemasaran Telkomvision menuturkan, potensi pelanggan yang besar membuka peluang bagi penyedia jasa TV berbayar untuk terus berlomba dan lebih awal merebut pangsa pasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News