Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sedang melakukan uji jalan (road test) pencampuran bahan bakar nabati (BBN) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak solar sebesar 40% (B40).
"Road test B40 ditargetkan dapat selesai dilaksanakan pada Desember 2022 untuk menghasilkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40,” tutur Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Rabu (5/10).
Berdasarkan pengujian sampai dengan saat ini, hasil uji kualitas bahan bakar 60% minyak Solar (B0) dan 10% diesel nabati/Diesel Biohidrokarbon/HVO (D100) masih memenuhi spesifikasi yang ditetapkan serta untuk 30% Biodiesel (B100) memenuhi spesifikasi usulan Komite Teknis 27-04 Bioenergi Cair.
Baca Juga: GAPKI Konsisten Siapkan Pasokan CPO untuk Biodiesel
Progres jarak tempuh per tanggal 22 September 2022 yang terjauh mencapai 26.316 km untuk kategori kendaraan di bawah 3,5 ton dan 15.319 km untuk kategori kendaraan di atas 3,5 ton.
Pengujian terhadap parameter stabilitas penyimpanan bahan bakar uji di tempat bersuhu dingin yang berlokasi di Lembang sudah memasuki hari ke 50, sementara di tempat bersuhu panas yang berlokasi di Cirebon sudah memasuki hari ke 44.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap parameter kandungan air, bilangan asam, viskositas kinematic, stabilitas oksidasi, Biological Growth dan kandungan fame, dapat diketahui bahwa sampai saat ini kualitas bahan bakar uji masih dalam kondisi baik dan stabil.
Saat ini juga sedang dilakukan persiapan terhadap pelaksanaan uji cold startability, dimana jumlah kendaraan yang digunakan sebanyak 24 unit kendaraan. Pelaksanaan uji tersebut akan dilakukan di Resort Agrowisata Perkebunan Tambi dengan Ketinggian 1400 mdpl.
“Pada awal Road Test B40 terdapat tantangan berupa pengadaan sparepart setelah overhaul awal, namun dapat kami sampaikan bahwa saat ini seluruh kendaraan telah melaksanakan uji Jalan,” ungkap Edi.
Sebagai informasi, Indonesia saat ini masih merupakan negara yang paling maju dalam menerapkan pencampuran BBN jenis biodiesel.
Selain mendukung kontribusi energi terbarukan pada bauran energi nasional, rencana implementasi B40 juga diharapkan akan berdampak positif dalam hal penghematan devisa akibat menurunnya impor minyak solar, peningkatan nilai tambah CPO, membuka lapangan pekerjaan, dan menurunkan emisi gas rumah kaca.
Baca Juga: Program B40 Dimulai Bulan Oktober 2022? Ini Kata Kementerian ESDM
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News