Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Walaupun laju penjualan alat berat di tahun kambing kayu diprediksi akan melambat, PT United Tractors Tbk tidak gentar mengejar kinerja. Produsen alat berat itu optimistis bisa mencapai penjualan alat berat sebanyak 4.000 unit di tahun ini.
Perusahaan itu akan memaksimalkan penjualan alat berat ke perusahaan di dua sektor. Pertama, sektor konstruksi. "Tahun ini sektor konstruksi yang akan kami utamakan," kata Sara K. Loebis, Sekretaris Perusahaan United Tractors ke KONTAN, beberapa waktu lalu.
Lalu sektor kedua yang menjadi andalan perusahaan berkode UNTR di Bursa Efek Indonesia itu adalah sektor kehutanan dan perkebunan.
Bukan tanpa alasan United Tractors memilih dua sektor tadi. Berangkat dari catatan penjualan pada tahun 2014, dua sektor tadi masih mampu menunjukkan peningkatan penjualan dibandingkan dengan tahun 2013.
Meski, pertumbuhan penjualannya tak sampai double digit. Selain itu, kontribusi penjualan sektor konstruksi serta kehutanan dan perkebunan ini sebenarnya juga masih kalah ketimbang penjualan alat berat untuk kebutuhan pertambangan.
Dari penjualan alat berat United Tractors sebanyak 3.513 unit alat berat di tahun 2014, penjualan alat berat sektor konstruksi berkontribusi 28%, atau sekitar 983 unit alat berat saja. Namun persentase kontribusi 28% itu lebih besar dibandingkan dengan porsi kontribusinya di tahun 2013 yang sebesar 23%.
Lalu, kontribusi penjualan alat berat kehutanan dan perkebunan adalah 14%, atau sekitar 491 unit alat berat saja. Hanya saja, persentase kontribusi 14% itu masih lebih besar dibandingkan dengan porsi kontribusinya di tahun 2013 yang baru 8%.
Sementara kontribusi penjualan alat berat dari dua sektor tersisa, yakni pertambangan dan agribisnis kompak menurun. Penjualan alat berat pertambangan turun dari 43% di tahun 2013 menjadi 35% di tahun 2014, atau sekitar 1.229 unit alat berat.
Kalau kontribusi penjualan alat berat agribisnis turun dari 26% di 2013 menjadi 23% tahun 2014. Jika dihitung, penjualan alat berat itu tahun lalu adalah 878 unit alat berat.
Perluas jangkauan
Selain fokus ke dua sektor yang masih potensial untuk tumbuh, United Tractors menerapkan strategi memperluas jangkauan pasar. Setelah membuka cabangnya yang
ke-30 di Semarang, Jawa Tengah, perusahaan itu akan melanjutkan pembukaan cabang atawa point support di Pulau Jawa. "Pokoknya di manapun sektor pembeli berada, di situ kami akan cover," tandas Sara.
Untuk memuluskan rencana pengembangan bisnis alat berat, United Tractors menyediakan dana US$ 50 juta. Dana tersebut adalah bagian dari alokasi belanja modal sekitar US$ 300 juta tahun ini.
Sisa dana yakni US$ 250 juta dialokasikan untuk bisnis kontraktor penambangan. Meski mengalokasikan dana besar untuk bisnis kontraktor penambangan, tetapi manajemen United Tractors menilai bisnis itu belum akan moncer seiring harga jual batubara dunia yang masih berada dalam tren pelemahan.
United Tractors berharap aneka strategi itu bisa mendukung pertumbuhan pendapatan tahun ini ketimbang tahun lalu. "Secara over all kami yakin masih ada pertumbuhan tapi tidak agresif," kata Sara tanpa menyebutkan target pendapatan yang dimaksud.
Asal tahu saja, tahun lalu United Tractors gagal mengejar target penjualan 3.700 unit alat berat. Sepanjang 2014, perusahaan itu hanya bisa menjual alat berat sebanyak 3.513 unit. Angka itu di bawah realisasi penjualan alat berat sepanjang 2013, yang mencapai 4.203 unit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News