Reporter: Herlina KD |
CILEGON. Proyek kerjasama antara PT Krakatau Steel dan Pohang Iron and Steel Company (Posco) kembali memasuki babak baru. Setelah resmi menandatangani perjanjian kerjasama patungan (Joint Venture Agrement/JVA), kini pembangunan fisik pabrik baja patungan KS dan Posco untuk tahap I sudah mulai berjalan. Ini ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan pabrik baja tahap I dengan kapasitas 3 juta ton pada hari Kamis (28/10).
Direktur Utama Krakatau Steel Fazwar Bujang mengatakan peletakan batu pertama ini merupakan tindak lanjut dari JVA yang telah ditandatangani pada 4 Agustus 2010 lalu. Untuk tahap pertama, pembangunan pabrik baja di bawah bendera PT Krakatau Posco akan berkapasitas 3 juta ton yang dibangun di Krakatau Industrial Estate.
Proses pembangunan pabrik ini akan memakan waktu sekitar tiga tahun; dan diproyeksikan akan rampung pada akhir tahun 1013 mendatang. "Ground braking ini meliputi pematangan lahan, diharapkan pada Juli 2011 nanti pematangan lahan ini selesai dan bisa mulai melakukan pembangunan fisik," kata Fazwar saat acara peletakan batu pertama Kamis (28/10).
Pabrik baja PT Krakatau Posco ini adalah pabrik baja yang menggunakan teknologi blast furnace. Pembangunan pabrik baja tahap I ini akan menelan dana sebesar US$ 2,844 miliar. pabrik ini dibangun diatas lahan seluas 3.800 meter persegi.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Mustafa Abubakar menambahkan, proyek pabrik baja kerjasama antar KS dan Posco ini merupakan tonggak sejarah yang penting bagi industri baja nasional. "Bagi KS, sebagai BUMN utama, proyek ini menjadi bukti bahwa KS bisa menjalin proyek kerjasama internasional," ujar Mustafa.
CEO Posco Joon Yang Chung menambahkan, peletakan batu pertama pabrik ini merupakan langkah baru untuk mendirikan pabrik baja terpadu pertama di Asia Tenggara. "Di masa mendatang pabrik baja ini juga akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kebutuhan baja di Indonesia," ungkapnya.
Untuk domestik dan internasional
Pabrik baja Krakatau Posco tahap I ini nantinya akan menghasilkan slab dan pelat baja masing-masing sebesar 1,5 juta ton. Nantinya, produk pelat baja yang dihasilkan dari pabrik baja tahap I ini sebanyak 78% nya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik, sementara sisanya sebanyak 22% akan diekspor ke Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Pembangunan pabrik baja ini diperkirakan akan memberikan efek domino berupa peningkatan gross domestic product sebesar Rp 22,7 miliar per tahun, peningkatan pendapatan rumah tangga sebesar Rp 7,2 miliar per tahun. Selain itu, pendapatan ekonomi nasional juga akan meningkat sebesar Rp 69,9 miliar per tahun.
Sebagai catatan, KS Posco berencana membangun pabrik baja terpadu dengan kapasitas total sebesar 6 juta ton yang dibangun dalam dua tahap. Total nilai proyek KS Posco ini mencapai US$ 6 miliar. Dalam kerjasama ini, untuk tahap awal, KS memiliki saham sebesar 30% dan Posco menguasai saham sebesar 70%.
Fazwar bilang, setelah pembangunan fisik pabrik selesai, sesuai kesepakatan KS akan meningkatkan porsi sahamnya menjadi 45%. "Proses penambahan saham itu sudah disepakati, penambahan sahamnya sendiri akan dilakukan setelah pembangunan fisik selesai," kata Fazwar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News