kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Urung investasi ke Bukopin, Jamsostek belanja saham dan obligasi


Jumat, 24 Desember 2010 / 07:15 WIB
Urung investasi ke Bukopin, Jamsostek belanja saham dan obligasi


Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Urung membenamkan dananya ke PT Bank Bukopin Tbk, perusahaan asuransi tenaga kerja pelat merah PT Jamsostek (Persero) mengaku telah mengalokasikan dananya untuk belanja saham dan obligasi.

Tadinya, Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G Massasya menjelaskan, investasi dengan dana senilai Rp 900 miliar tersebut diperuntukkan membeli 20% saham Bank
Bukopin. Namun, lantaran menunggu persetujuan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sempat menuai kritik dari Dewan Perwakilan Rakyat, Jamsostek
pun mengurungkan niatnya.

“Alhasil, dana itu dikembalikan ke keranjang untuk diinvestasikan kembali. Tetapi, saat ini, sudah dibelanjakan kembali untuk membeli saham dan obligasi,” ujarnya kepada KONTAN, Selasa (23/12).

Ditanya lebih spesifik mengenai saham dan obligasi yang dibelanjakannya tersebut, Elvyn menolak memberitahu lebih rinci. Yang penting, dia menegaskan, sesuai arahan investasi seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2004, dana tersebut tetap dikelola supaya berkembang. Ini berarti, dana investasi tersebut tidak nganggur.

“Intinya, dana investasi per November yang sebesar Rp 97,2 triliun itu tersebar ke enam instrumen investasi yang kami pilih. Jadi, tidak ada dana nganggur,” terang Elvyn.

Jamsostek, Elvyn menuturkan, memiliki strategic asset allocation (SAA) dalam tempo tiga tahun, yakni deposito di kisaran 28%-32%, obligasi 42%-48%, saham 18%-22%, reksadana 5%-8%, dan direct investment 1%-2%. Berarti, kalau pun tahun depan portofolio investasinya mengalami pergeseran, pergerakannya akan tetap dalam range.

Asal tahu saja, dana investasi Jamsostek per November 2010 ini tercatat sebesar Rp 97,2 triliun. Pencapaian tersebut telah melampaui target sepanjang tahun yang dipatok sebesar Rp 88,5 triliun. Diperkirakan, hingga akhir tahun nanti, Jamsostek optimistis bakal mengantongi total dana investasi mencapai Rp 98 triliun atau menjadi Rp 100 triliun bila ditambah aset.

Terkait rencana Jamsostek membeli saham Bank Bukopin yang mendapat lampu merah dari Kementerian BUMN, termasuk kritikan tajam DPR, Ekonom Ichsanuddin Noorsy menilai sebagai keterbatasan pandangan dan pengetahuan untuk pengembangan bisnis Jamsostek.

“Batasan investasi yang diberlakukan kepada Jamsostek sangat tidak logis. Diperlukan kerja cerdas dari Jamsostek itu sendiri untuk menyingkirkan hambatan-hambatan dalam memajukan Jamsostek,” tegas Ichsanuddin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×