kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,19   0,90   0.10%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Utang cair, proyek kabel laut segera berjalan


Kamis, 24 Juli 2014 / 10:53 WIB
Utang cair, proyek kabel laut segera berjalan
ILUSTRASI. Asam urat dapat diobati dan dapat dikelola dengan pengobatan dan perubahan gaya hidup tertentu.


Reporter: Agustinus Beo Da Costa, Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Pemerintah akhirnya menyetujui pencairan sisa pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$ 929 juta untuk membangun sistem kelistrikan kabel bawah laut yang menghubungkan Sumatra-Jawa. Sebelumnya, pemerintah baru menyetujui pinjaman dari JICA sebesar 
US$ 1,19 miliar

Perlu diketahui, investasi untuk membangun kabel bawah laut tersebut menggunakan teknologi tegangan tinggi 500 kilo volt dengan arus searah atau High Voltage Direct Current (HVDC) alias aliran listrik hanya dari Sumatra ke Jawa. Total pinjaman untuk investasi dari proyek tersebut mencapai US$ 2,13 miliar. Adapun jangka waktu 30 tahun, masa tenggang atawa graceperiod 10 tahun dengan bunga 0,3% per tahun.

Proyek ini rencananya akan jalan tahun depan, sehingga bisa beroperasi tahun 2018. Saat ini PLN telah menggelar tender prakualifikasi proyek HVDC Sumatra–Jawa. Ada lima perusahaan yang lolos kualifikasi, yakni Siemens (Jerman), Hitachi (Jepang), Toshiba (Jepang), konsorsium ABB (Swiss)-Marubeni (Jepang), dan konsorsium Alstom (Prancis) yang menggandeng PT Wijaya Karya. 

Proyek HVDC ini menjadi pendukung dari proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang. Artinya bila proyek transmisi itu berjalan maka proyek PLTU Mulut Tambang juga jalan.

Direktur Konstruksi dan Energi Terbarukan PLN, Nasri Sebayang menjelaskan, PLN sangat terbantu dengan adanya persetujuan pinjaman ini. Sebab di saat yang bersamaan PLN bisa kembali melakukan tender PLTU Mulut Tambang Sumsel 9 dan 10. "Artinya, dengan dana pinjaman tersebut, itu akan mempermudah PLN melanjutkan tender," katanya, kepada KONTAN, (23/7).

Nasri mengakui, kendala utama proyek PLTU Mulut Tambang bukan pada pembangunan pembangkit, tetapi karena ketidakpastian adanya penyaluran transmisi arus. Maklum PLN tak punya duit untuk membangun transmisi ini. "Sekarang kami siap melanjutkan tender PLTU Mulut Tambang 9 dan 10, sekarang sedang pengadaan," ujar dia.

Seperti diketahui, Proyek PLTU Mulut Tambang 9 berkapasitas 1.200 megawatt (MW), sedangkan PLTU Mulut Tambang 10 sekitar 600 MW. Kedua proyek ini bernilai US$ 3,5 miliar. Nantinya mengalirkan listrik dari Muara Enim, Sumatra Selatan ke Jawa.

Selain proyek PLTU berkapasitas besar itu, ada juga PLTU di Sumatra yang sudah beroperasi dan bisa memperkuat sistem kelistrikan di Sumatra. Misalnya, PLTU Meulaboh Aceh berkapasitas 220 MW, PLTU Sumatra Barat 220 MW, kemudian PLTU Pangkalan Susu 440 MW sedang dalam tahap pengujian.
Jangan cuma ke Jawa

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa berpendapat, pembangunan transmisi kabel bawah laut Sumatra–Jawa Barat merupakan opsi yang paling ekonomis untuk memperkuat pasokan listrik di Jawa Barat. Namun, percuma saja, jika pembangunan PLTU di Sumatra belum selesai.

Ia menyatakan, rencana pembangunan kabel bawah laut ini memang sudah lama dinantikan. Sebab perencanaan proyek ini sudah dimulai sejak tahun 1980-an. Tetapi sampai saat ini belum juga direalisasikan oleh pemerintah. "Cukup membantu Pulau Jawa, tetapi jika pembangunan PLTU Mulut Tambang itu berjalan," katanya.

Dia menekankan, proyek kabel bawah laut ini harus ada interkoneksi. Artinya, aliran listrik tidak hanya untuk dialirkan dari Sumatra ke Jawa. Tetapi, bisa dari Jawa ke Sumatra juga. "Misalnya, jangan hanya Sumatra yang mengalirkan listrik, tetapi Jawa juga harusnya mengalirkan listrik ke Sumatra, dengan sistem itu, kedua pulau bisa saling transfer dan listrik bisa optimal," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×