Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Adi Wikanto
Bandung. Kasus vaksin palsu terus jadi perhatian masyarakat. Menanggapi dugaan vaksin palsu PT Bio Farma lewat Kepala Divisi Corporate Secretary M. Rahman Rustan mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Bareskrim, Kementerian Kesehatan, Badan POM Dan distributor resmi vaksin Bio Farma
"Sampai saat ini vaksin dari program pemerintah usai diperiksa ternyata tidak dipalsukan. Bila ada indikasi kita akan bantu cek," kata Rahman
Ia juga bilang saat ini pasokan vaksin dan serum proporsinya 60% untuk kebutuhan ekspor dan 40% untuk kebutuhan nasional, baik pemerintah maupun swasta. Untuk kebutuhan vaksin dalam negeri, Bio Farma membagi dua saluran distribusi yaitu untuk sektor pemerintah dan swasta.
Untuk pemerintah, vaksin dari Bio Farma langsung dikirim ke Dinas Kesehatan (Dinkes) tingkat provinsi. Dari Dinkes provinsi akan disalurkan ke Dinkes kota/kabupaten. Dari Dinkes kota/kabupaten akan disalurkan ke Puskesmas atau Posyandu kemudian diberikan kepada pasien.
Untuk sektor swasta, vaksin yang didistribusikan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) yakni PT Indofarma Global Medika, PT Rajawali Nusindo, PT Merapi Utama Pharma, PT Sagi Capri dan khusus untuk tender ke PT Perusahaan Perdagangan Indonesia.
Namun berdasarkan pengamatan fisik, kemasan dan hasil uji laboratorium, Rahman bilang vaksin Bio Farma yang diduga palsu adalah asli dan tidak dipalsukan. "Bila didapat lewat distributor tidak resmi bisa disebut vaksin palsu juga," kata Rahman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News