Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Vale Indonesia Tbk (INCO), anggota indeks Kompas100 ini, bakal membangun dua pabrik pengolahan atau smelter.
Bayu Aji, Senior Manager Communications Vale Indonesia menyampaikan saat ini pihaknya akan mematangkan skema joint venture (JV) untuk menggarap dua proyek smelter.
Untuk pembangunan smelter nikel di Pomalaa, Sulawesi Tenggara, INCO menggandeng perusahaan asal Jepang yakni Sumitomo. Guna membangun pabrik ini mereka menyiapkan investasi sebesar US$ 2,5 miliar, sementara untuk investasi tambangnya sebesar US$ 300 juta.
Baca Juga: Bukan cuma di ESDM, divestasi 20% saham INCO ada di tim lintas Kementerian
"Pembangunan smelter yang berlokasi di Bahodopi, kita akan mengumumkan nama mitra perusahaan yang terpilih dalam waktu dekat," ungkapnya, Rabu (18/9).
Menurutnya, pemilihan mitra JV memang memerlukan waktu yang cukup lama lantaran perlu adanya kajian mendalam terhadap masing-masing calon mitra, selain itu mereka juga memastikan mitra yang terpilih memiliki visi dan misi yang selaras dengan Vale Indonesia.
Untuk pembangunan pabrik ini mereka membutuhkan dana sebesar US$ 2,1 miliar, yang mana US$ 1,8 miliar untuk pabrik dan US$ 300 juta untuk tambang.
Baca Juga: Plus minus larangan ekspor bijih nikel bagi Central Omega (DKFT)
Tak hanya mengawal rencana pembangunan smelter, INCO kini juga fokus untuk menyelesaikan kewajiban divestasi sesuai amanat amandemen Kontrak Karya 2014.
Ia menambahkan Vale Indonesia berkomitmen bersama dengan pemerintah untuk bisa menyelesaikan proses divestasi dalam batas waktu yang telah disepakati, yaitu bulan Oktober 2019.
"Pemerintah telah membentuk tim yang akan melakukan valuasi. Vale Indonesia akan bekerjasama dengan tim tersebut agar dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan cepat," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News