Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dupla Kartini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) yang dipercayai pemerintah selaku induk BUMN holding industri pertambangan untuk mengambil divestasi saham 51% PT Freeport Indonesia (PTFI), kabarnya sudah merampungkan valuasi harga untuk pembelian participating interest (PI) milik Rio Tinto sebesar 40% di areal tambang Grasberg.
Pada pekan depan, kabarnya Inalum juga akan melaksanakan pertemuan kembali dengan Rio Tinto. Hal itu dipercepat lantaran Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menitahkan kepada Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan untuk menyelesaikan pengambilan divestasi saham 51% pada April 2018.
“Valuasinya sudah selesai. Tapi untuk berapa harganya saya belum mengetahui. Kemungkinan minggu-minggu ini akan keluar,” ujar sumber KONTAN yang enggan disebutkan namanya dari lingkungan Kementerian ESDM, Sabtu (10/3).
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen MInerba) Kementerian ESDM, Bambang Gatot Ariyono enggan mengatakan besaran harga valuasi yang sudah rampung itu. Ia hanya bilang, yang ditugaskan untuk menyelesaikan valuasi adalah Inalum.
Yang jelas, kata Bambang, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi melalui Menteri Jonan, empat hal yang dinegosiasikan bisa selesai pada akhir April 2018. “Nanti yang lanjutkan follow up adalah dari Inalum yang ditunjuk Menteri Keuangan (Sri Mulyani),” ujarnya, Minggu (11/3).
Bambang meyakini pengambilan participating interest Rio Tinto sebanyak 40% tidak mengurangi jumlah total saham yang akan dimiliki pemerintah nantinya sebesar 51%. Sebagai informasi, saat ini, pemerintah sudah memegang 9,36% saham di Freeport Indonesia. Sehingga kekurangan sahamnya sekitar 1,64% akan diambil melalui saham Freeport Indonesia.
"Pokoknya jumlahnya 51%," kata Bambang.
Executive Vice President Freeport Indonesia, Tony Wenas juga masih enggan mengungkapkan nilai valuasi harga PI 40% Rio Tinto. Ia hanya bilang proses negosiasi masih berlansung. "Dan saat ini pemerintah diwakili Inalum dan konsultan dalam proses due diligence yang mestinya sudah selesai," ungkapnya.
Kemudian untuk menentukan bagaimana harga dan proses detailnya, kata Tony, akan didiskusikan kembali dengan pemerintah. "Dan hal ini dapat diselesaikan pada April. Lebih cepat selesai lebih baik," ucapnya.
Sayangnya, ketika dikonfirmasi, Vice President Corporate Comunication Inalum, Rendi A Witular enggan berkomentar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News