kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wabah korona mengadang proyek TGRA


Kamis, 04 Juni 2020 / 04:10 WIB
Wabah korona mengadang proyek TGRA


Reporter: Dimas Andi | Editor: Anastasia Lilin Yuliantina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengerjaan proyek pembangkit listrik PT Terregra Asia Energy Tbk berpotensi tertunda pada tahun ini. Pengembang listrik swasta tersebut harus berkompromi dengan situasi di tengah pandemi korona (Covid-19).

Namun manajemen Terregra memastikan tidak ada perubahan kontrak perjanjian jual-beli listrik atau purchasing power agreement (PPA) atas proyek-proyek tersebut. Terregra tidak secara gamblang mengungkapkan nilai kontrak PPA dari setiap proyek.

Adapun proyek setrum  Terregra antara lain lima pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yng tersebar di Aceh dan Sumatra Utara. Tiga dari lima proyek yang akan dibangun itu, masih dalam tahap pembahasan PPA.

Emiten berkode saham TGRA di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu juga mengerjakan lima pembangkit listrik tenaga minihidro (PLTM) di Sumatra Utara yang mulai masuk proses penandatanganan PPA. Ada pula dua proyek PLTM lain yang dalam tahap studi kelayakan.

Selain di dalam negeri, Terregra memiliki empat proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Australia. Jadwal penyelesaiannya kemungkinan juga meleset karena terganggu wabah korona.

Mundurnya waktu penyelesaian proyek-proyek pembangkit listrik tadi tak ayal bakal berdampak negatif bagi kinerja keuangan TGRA pada tahun ini. "Potensi pelemahan kinerja juga dikarenakan penjualan terhadap barang suplai ke PLN akan turun," terang Christin Soewito, Sekretaris Perusahaan PT Terregra Asia Energy Tbk saat dihubungi KONTAN, Rabu (3/6).

Terregra terikat kontrak bisnis dengan PLN alias PT Perusahaan Listrik Negara. Pada Agustus tahun lalu, TGRA meraih kontrak kerja sama pemeliharaan dan penyediaan suku cadang untuk fasilitas PLN di Kalimantan Selatan senilai Rp 45 miliar.

Kemudian pada September 2019, Terregra kembali mendapatkan kontrak dalam bidang yang sama di Kalimantan Selatan. Nilai pekerjaan dari PLN mencapai Rp 14 miliar.

Di sepanjang tahun lalu, pendapatan usaha Terregra menyusut hampir dua kali lipat menjadi Rp 23,81 miliar. Dua pelanggan besar dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total pendapatan usaha 2019 yakni PT Nani Wahyuni Industries dan Diamond Energy Pty Ltd.

TGRA juga menanggung rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau rugi bersih Rp 9,07 miliar. Padahal di tahun 2018, perusahaan tersebut masih meraih untung sebesar Rp 2,07 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×