Reporter: Pamela Sarnia | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. PT Warner Music Indonesia mengakui tren masyarakat dalam mengakses musik semakin bergeser. Di era digital, kini konsumen mulai meninggalkan compact disc (CD) atau kaset. Menyikapi fenomena ini, Warner Music terpaksa mengurangi bisnis CD dan kaset.
“Anak-anak sekarang sudah tidak pergi ke toko CD, mereka mendownload lewat internet. Lifestyle-nya sudah berubah,” kata Toto Widjojo, Managing Director Warner Music Indonesia, Senin (23/11).
Berdasarkan data yang dihimpun Asosiasi Industri Rekaman Indonesia (ASIRI), pada 1996 jumlah album musik yang terjual mencapai 80 juta keping. Kini, angkanya merosot menjadi kurang dari 10 juta keping. “Dari 80 juta keping menjadi sekitar 8 juta keping,” kata Toto yang juga Anggota Dewan ASIRI.
Ia memprediksi, produk CD ke depannya bakal menghilang dari pasaran. “Sekitar tiga sampai lima tahun mendatang semuanya sudah digital,” ujar dia.
Tahun ini, produksi CD Warner Music Indonesia turun drastis menjadi 30%. “Tahun depan akan kami kurangi lagi menjadi 10%,” tuturnya.
Perusahaan lantas berupaya memperkuat bisnis penjualan musik digital dan manajemen artis. Saat ini, kontribusi bisnis musik digital mencapai 50% dari pendapatan. Penjualan dilakukan melalui situs penjualan lagu secara online seperti iTunes, Jukes,dan lainnya.
Meski penjualan CD terus turun, Warner Music tetap mencatat pertumbuhan pendapatan tahun ini. Toto mengungkapkan, perusahaan mengalami peningkatan pendapatan sekitar 20% dibandingkan 2014. Tahun depan perusahaan menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 20% dibandingkan 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News