kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Waspada, risiko kecelakaan arus balik lebih tinggi


Sabtu, 18 Juli 2015 / 13:30 WIB
Waspada, risiko kecelakaan arus balik lebih tinggi


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Angka kecelakaan di musim mudik Lebaran memang cukup besar. Selain tingkat volume kendaran yang meningkat, hal lain juga disebabkan faktor domestik, yaitu kendaran dan pengendaranya. 

Meski sudah ada beberapa kejadian selama tujuh hari berlangsung arus mudik menjelang Idul Fitri 2015, tapi ternyata resiko kecelakaan lebih besar terjadi saat arus balik nanti. Hal ini pun diungkapkan oleh Training Director di The Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan yang mengatakan bahwa menurut fakta, kecelakaan saat arus balik lebih tinggi dibandingkan saat pergi mudik.

"Risiko saat arus balik lebih besar. Faktanya jumlah kecelakaan saat balik itu lebih banyak. Hal ini dikarenakan faktor semangat yang sudah hilang," ucap Marcell di Jakarta, pertengahan Juli lalu.

Selain tenaga terkuras saat berangkat, lanjut Marcell, para pemudik biasa melakukan perjalanan tambahan di kampung, misalnya berkunjung ke beberapa tempat untuk silahturahmi atau wisata. Belum lagi memikirkan rutinitas pekerjaannya saat nanti balik ke kota. Hal ini bukan hanya menyangkut permasalahan fisik saja, tapi juga kondisi psikologis yang mempengaruhi fokus pengendara.

"Efek psikologis bisa membuat orang kurang fokus. Karena driving is full time job. Kalau pikiran kita terganggu, seperti mental yang down, mengemudi kita juga menjadi tidak baik. Jadi selain kelelahan, efek psikologi juga berpengaruh," ujar Marcell.

Solusi yang paling baik dilakukan sebelum melakukan perjalanan balik, adalah dengan meluangkan waktu paling tidak satu hari penuh untuk istirahat sebelum balik ke kota.

"Saran saya musti punya satu hari sendiri setelah kita capek silahturahmi dan segala macam. Take a time for yourself, untuk istirahat, mungkin bisa massage. Jadi usahakan satu hari sendiri sehingga punya waktu istirahat cukup dan kembali fresh lagi," tutupnya. (Stanly Ravel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×