kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,46   -11,06   -1.18%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wicaksana Overseas (WICO) proyeksikan bisa meraih laba bersih di tahun depan


Kamis, 13 Agustus 2020 / 14:55 WIB
Wicaksana Overseas (WICO) proyeksikan bisa meraih laba bersih di tahun depan
ILUSTRASI. Contoh produk yang didistribusikan PT Wicaksana Overseas International Tbk WICO


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO) memproyeksikan belum bisa meraih laba bersih di tahun ini. Emiten penyedia jasa layanan pendistribusian barang ini menaksir baru bisa membukukan keuntungan pada tahun depan.

"Kalau tentang profitabilitas, bujet kami masih tetap belum beruntung. Tapi kami mengharapkan bisa untung tahun depan," ujar Direktur WICO Eka Hadi Djaja dalam public expose virtual yang digelar pada Kamis (13/8).

Dari sisi penjualan, sepanjang 2020 WICO sejatinya sudah mematok target sekitar Rp 4 triliun. Namun Eka menjelaskan, dengan adanya pandemi Covid-19 telah terjadi perubahan rencana.

Meski tak merinci, tapi Eka menyebut, WICO akan mengejar target penjualan di atas Rp 3 triliun sepanjang tahun ini. "Dengan adanya Covid-19, kondisi belum menentu. Target masih ada perubahan, sekarang belum bisa memberikan. Tracking running rate-nya mengarah ke Rp 3 triliunan," jelas Eka.

Baca Juga: Wicaksana Overseas International (WICO) Menambah Dua Prinsipal Baru

Lebih lanjut, dia mengatakan, mayoritas barang-barang yang disalurkan WICO sebenarnya masih diminati, lantaran merupakan barang esensial yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga. Hanya saja, kebijakan masa pandemi seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi pertimbangan WICO tidak mematok target terlalu tinggi.

"Cuma masalah utama, waktu buka toko dan social distancing, jadi lebih sulit. Oleh karena itu, kami hati-hati untuk memberikan target yang melebihi dari kondisi sekarang," sebutnya.

Selama periode semester I 2020, WICO tercatat membukukan kinerja yang positif. Penjualan neto WICO mencapai Rp 1,58 triliun atau meroket 153,13% dibandingkan semester I tahun lalu yang meraih Rp 627,34 miliar.

Meski demikian, pada saat yang bersamaan beban penjualan WICO juga melonjak 109,19% dari Rp 16,75 miliar pada semester I 2019 menjadi Rp 35,04 miliar. Beban umum dan administrasi WICO pun naik menjadi Rp 111,2 miliar atau meningkat 66,21% dibanding Semester I-2019 yang sebesar Rp 66,9 miliar.

Kendati begitu, pada periode semester I 2020 WICO berhasil mencatatkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 3,62 miliar. Padahal pada periode sama pada tahun lalu WICO masih menderita rugi tahun berjalan sebesar Rp 14,3 miliar.

Eka mengatakan, pertumbuhan penjualan yang pesat tak lepas dari investasi yang dilakukan WICO dalam dua tahun terakhir. Khususnya investasi pada infrastruktur, sumber daya manusia (SDM) dan sistem teknologi informasi (IT).

"Penjualan Januari-Juni menunjukkan tren naik, ini suatu hal yang positif sekali. Pertumbuhan luar biasa, oleh karena investasi sebelumnya yang kami lakukan dan juga cara kita melayani pelanggan kami," jelasnya.

Atas investasi tersebut, realisasi penjualan bersih WICO pada tahun 2019 lalu meroket 90,8% menjadi Rp 1,86 triliun. Pada tahun sebelumnya, penjualan bersih yang berhasil diraih WICO hanya mencapai Rp 972,3 miliar.

Kendati begitu, di tahun lalu WICO masih mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 27,56 miliar atau naik 30,18% dari rugi berjalan di tahun 2018 yang sebesar Rp 21,17 miliar.

Menurut Eka, lonjakan penjualan bersih WICO pada tahun lalu terjadi karena adanya kenaikan penjualan atas produk-produk yang didistribusikan terutama untuk klien baru, serta kontribusi dari kategori produk makanan dan minuman.

Sementara itu, rugi tahun berjalan WICO tak lepas dari adanya kenaikan biaya penjualan pada tahun 2019, serta fokus pada investasi di infrastruktur, SDM dan IT. "Kita lagi perjuangkan penjualan meningkat di tahun tahun ke depan. Sehingga struktur yang ada bisa support lebih besar, sehingga benar-benar bisa punyak keuntungan dari sana," terang Eka.

Baca Juga: Siantar Top (STTP) menargetkan pertumbuhan penjualan hingga 15% tahun depan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×