kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.235.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.580   -32,00   -0,19%
  • IDX 8.118   47,22   0,59%
  • KOMPAS100 1.119   4,03   0,36%
  • LQ45 785   1,90   0,24%
  • ISSI 286   2,08   0,73%
  • IDX30 412   0,93   0,23%
  • IDXHIDIV20 467   0,39   0,08%
  • IDX80 123   0,45   0,36%
  • IDXV30 133   0,76   0,57%
  • IDXQ30 130   0,07   0,05%

WIFI Optimistis Lelang 1,4 GHz Jadi Katalis Pertumbuhan Bisnis Internet Rakyat


Jumat, 03 Oktober 2025 / 19:02 WIB
WIFI Optimistis Lelang 1,4 GHz Jadi Katalis Pertumbuhan Bisnis Internet Rakyat
ILUSTRASI. Direktur Utama PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) Yune Marketatmo.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) atau Surge optimistis peluang dalam lelang frekuensi 1,4 GHz yang tengah digelar pemerintah.

WIFI melalui entitas anak, PT Telemedia Komunikasi Pratama, telah dinyatakan lolos verifikasi administrasi bersama dua peserta lain, yakni PT Eka Mas Republik dan PT Telkom Indonesia Tbk.

Asal tahu saja, Kementerian Komunikasi dan Digital resmi membuka lelang seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access) guna memperluas jangkauan internet tetap dan mendukung pemerataan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.

Baca Juga: Siapkan Capex Rp 3,5 Triliun, Solusi Sinergi Digital (WIFI) Geber Ekspansi

Direktur Utama Surge Yune Marketatmo menegaskan bahwa frekuensi 1,4 GHz diposisikan bukan sekadar aset, melainkan instrumen penting untuk mempercepat akses internet murah dan terjangkau bagi masyarakat luas.

“Bagi kami, frekuensi itu hanyalah alat. Misi utamanya adalah internet rakyat. Ada daerah yang bisa dibangun dengan kabel, ada juga yang lebih cepat dengan frekuensi. Dengan kombinasi ini, target 40 juta rumah tersambung bisa lebih cepat terealisasi,” ujar Yune kepada media di acara peluncuran jaringan Wi-Fi 7 pertama di Indonesia dengan kecepatan hingga 2Gbps di SMPN 15 Denpasar, Bali, Jumat (3/10/2025).

Terkait strategi pembangunan, Surge berkomitmen menjalankan kewajiban sesuai wilayah kerja yang ditetapkan pemerintah. Namun Yune memastikan, perusahaan tidak hanya memenuhi syarat minimal, melainkan akan melampaui target pembangunan.

“Kalau kami dapat amanah membangun di Papua, Maluku, atau Sulawesi, itu bukan karena keterpaksaan, tapi karena kebutuhan masyarakat di sana nyata. Harga internet di wilayah timur sangat tinggi, dan di situlah peran kami menyediakan solusi murah,” tambahnya.

Meski enggan mengungkap nominal dana yang disiapkan, Yune memastikan kesiapan finansial Surge telah dievaluasi regulator dalam tahap administrasi. Ia menekankan optimisme perusahaan dalam bersaing dengan pemain lain.

 

“Kalau soal dana, itu sudah bagian yang kami siapkan sejak awal. Pemerintah sudah mengevaluasi saat verifikasi. Jadi kami percaya diri, yang penting sekarang bagaimana kami mengeksekusi,” kata Yune.

Menurutnya, peluang bisnis dari frekuensi 1,4 GHz sangat besar. Saat ini, baru sekitar 15 juta rumah di Indonesia yang memiliki akses internet memadai, sementara lebih dari 70 juta rumah lainnya masih belum terjangkau.

“Volume pasarnya besar sekali. Jadi, model bisnisnya bukan sekadar mengejar margin, tapi bagaimana menyediakan internet murah dengan basis pelanggan yang luas. Semakin banyak yang terhubung, semakin berkelanjutan bisnisnya,” jelas Yune.

Yune menekankan bahwa meski teknologi 1,4 GHz masih relatif baru secara global, Surge melihat hal ini sebagai kesempatan untuk menjadi pelopor.

“Kalau kami yang pertama, kami yakin investor dan mitra akan melihat potensi besar di balik komitmen kami,” tegasnya.

Dengan optimisme tersebut, Surge menjadikan lelang 1,4 GHz sebagai katalis penting untuk pertumbuhan jangka panjang, sejalan dengan visinya menghadirkan internet rakyat dan memperluas konektivitas digital di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Begini Penjelasan Solusi Sinergi Digital (WIFI) Soal Akuisisi LINK

Sebelumnya, lelang frekuensi 1,4 GHz ini awalnya diikuti oleh tujuh calon peserta, termasuk nama besar di industri telekomunikasi. Namun, hanya tiga perusahaan yang dinyatakan lulus evaluasi administrasi dan dokumen seleksi, yakni PT Telemedia Komunikasi Pratama (entitas Surge), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), dan PT Eka Mas Republik.

Sementara itu, dua pemain lain yang sempat menyerahkan dokumen, yaitu PT Indosat Tbk dan PT XLsmart Telecom Sejahtera Tbk dinyatakan tidak lengkap karena keduanya telah resmi mengundurkan diri.

Mundurnya dua nama besar ini menambah daftar operator yang sebelumnya lebih dulu menarik diri, termasuk Telkomsel.

Selanjutnya: Harga Saham Emiten Nikel Melesat Sejak Awal Tahun, Simak Rekomendasinya

Menarik Dibaca: Peluang Sukses Besar! Ini Ramalan Zodiak Karier & Keuangan Besok 4 Oktober 2025

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×