Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Wijaya Karya Beton Tbk telah meningkatkan kapasitas pabrik betonnya. Meski tahun 2016 baru belum genap terlampai dua bulan, tetapi anak perusahaan PT Wijaya Karya Tbk ini sudah berhasil memenuhi target penambahan kapasitas produksinya.
Jika tahun kemarin hanya memiliki kapasitas terpasang 2,3 juta ton, kini perseroan sudah bisa menangani produksi hingga 2,5 juta ton per tahun.
“Program penambahan kapasitas sudah selesai, tetapi kalau diupayakan penambahan shift sebenarnya bisa lebih dari 100%,” terang Puji Haryadi kepada Kontan, Jumat (26/2).
Adapun penambahan kapasitas itu sendiri telah dilakukan atas pabrik yang dimiliki di Majalengka dan Sumatera Selatan. Khusus membiayai keperluan tersebut, perseroan mengalokasikan 40% dari dana belanja modal yang dianggarkannya tahun 2016 sebesar Rp 400 miliar. Penambahan kapasitas sekitar 200.000 ton dilakukan dengan alokasi anggaran sebesar Rp 160 miliar.
Puji menyakini dengan kapasitas barunya, perseroan sudah siap untuk memenuhi kebutuhan beton di sektor infrastruktur dan properti di tahun 2016. Sekarang 12 pabrik WIKA Beton sudah bisa menghasilkan beton hingga 2,5 juta ton per tahun.
Rencananya tahun ini perusahaan masih akan terfokus pada produk beton untuk jalan tol, jalur kereta api dan pembangkit listrik. “Sampai saat ini belum keliatan sekali, biasanya memang untuk awal tahun ini kita masih slow,” ujarnya.
Sayangnya, Puji masih belum bisa membeberkan perolehan kontraknya di awal tahun ini. Ia hanya memastikan sampai Januari kemarin, perusahaan telah mengantongi kontrak pemesanan beton. Menurutnya biasanya kontrak penjualan beton baru akan muncul di semester II.
Di 2016 ini, WIKA Beton menargetkan perolehan kontrak baru sebesar Rp 4,3 triliun. Sekitar 58% diharapkan akan datang dari sektor infrastruktur. Sedangkan sisanya akan berasal dari proyek pembangunan pembangkit listrik. Dengan tambahan sisa kontrak tahun lalu sebesar Rp 1,7 triliun, sepanjang tahun ini perusahaan akan menghadapi kontrak hingga Rp 6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News