Reporter: Filemon Agung | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - PALEMBANG. PT Wilmar Padi Indonesia menargetkan peningkatan luasan lahan kerjasama dengan petani untuk program Farmer Engagement Program (FEP) tahun 2024 mencapai 20.000 hektare (ha).
Rice Business Head PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) Saronto mengungkapkan, hingga memasuki masa Musim Tanam (MT) II ini program kemitraan telah memenuhi target luasan lahan kerja sama melebihi 10.000 ha.
"Masih ada satu musim tanam lagi jadi bisa bertambah sekitar 2.000-an hektar menjadi 12.000 hektar tahun ini. Tahun depan targetnya 20.000 hektare," kata Saronto ditemui dalam Kunjungan Temu Tani Wilmar di Muara Telang, Sumatera Selatan, Rabu (14/6).
Baca Juga: Wilmar Padi Kejar Peningkatan Produksi Padi Sebesar 15%
Saronto menjelaskan, program kemitraan tani ini dimulai pada 2018 silam. Lewat program ini, WPI berniat mendorong kesejahteraan petani lewat sejumlah program seperti penyediaan sarana fasilitas produksi berupa pupuk, pestisida, bibit hingga metode penanaman.
Lewat skema ini para petani yang menjadi mitra akan diberikan pendampingan proses pra dan pasca panen.
Selain itu, melalui program kemitraan ini WPI juga berperan sebagai offtaker atau pembeli hasil panen para petani.
Saronto mengungkapkan, selama ini produktivitas dan harga jual gabah ditingkat petani masih tergolong rendah.
"Kita melihat harga gabah selama ini masih menjadi masalah. Selama kita masih bisa memberikan harga yang fair, kita akan berikan," jelas Saronto.
Secara khusus untuk wilayah Sumatera Selatan, Wilmar Padi Indonesia kini sudah memiliki fasilitas pabrik dengan kapasitas 1.000 ton per hari. Saat ini utilitas produksi pabrik tersebut mencapai 800 ton per hari.
Ia memastikan, nantinya jika utilisasi pabrik sudah mencapai 100% maka pihaknya siap menyerap produksi secara lebih maksimal.
Ketua Kelompok Tani Mukti Jaya Muara Telang Suryono mengungkapkan, pihaknya ikut merasakan dampak program kemitraan ini. Salah satunya dari sisi produktivitas lahan sawah yang meningkat.
"Kami terbantu dengan penyediaan bibit dan obat-obatan. Selama ini metode kami masih tanam benih langsung (tabela), dengan pendampingan menjadi lebih efektif, ringan biaya dan produktivitas meningkat," kata Suryono.
Baca Juga: Wilmar Padi Indonesia Gandeng BRIN dan Syngenta Kembangkan Benih Padi Unggul
Senada, Kordinator Kelompok Mitra Tani Muara Nastain mengungkapkan, pihaknya mendapatkan jaminan harga jual yang lebih baik melalui program kemitraan ini.
"Sekarang harga jual bisa Rp 5.200 per kg, sebelumnya Rp 4.000 per kg. Kita petani jika harga nggak di bawah Rp 4.000 per kg saja sudah alhamdulillah," kata Nastain.
Saronto mengungkapkan, potensi pertanian padi di Indonesia masih sangat potensial. Pihaknya pun berharap program kemitraan FEP menjadi sebuah program jangka panjang yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Saat ini, Wilmar Padi Indonesia telah memiliki lima fasilitas pabrik di Indonesia yang tersebar di Mojokerto, Ngawi, Serang, Palembang dan Kuala Tanjung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News