Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama satu dekade terakhir, kebijakan dan regulasi terkait kepemilikan properti oleh Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia telah berkembang, meningkatkan minat mereka terhadap properti di tanah air.
Pada akhir tahun 2023, misalnya, pemerintah juga membuka kesempatan bagi WNA yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) untuk mendapatkan insentif PPN-DTP.
Dukungan kebijakan dan regulasi bersama dengan pertumbuhan keberlanjutan dalam pasar properti Indonesia serta stabilitas ekonomi semakin meningkatkan daya tarik investor, calon pembeli properti WNA, dan pengembang.
Baca Juga: Harga Cenderung Stabil, Permintaan Rumah Seken Meningkat
Rumah123 telah mengadakan acara gathering yang berkolaborasi dengan komunitas ekspatriat di Broadway, Jakarta, Rabu (20/3). Kegiatan ini merupakan upaya Rumah123 mendorong antusiasme maupun minat yang terus berkembang dari kalangan WNA terhadap pasar properti di Indonesia.
Melalui acara ini, para ekspatriat bertukar pengalaman hingga wawasan bersama para pembicara terkait peluang maupun tantangan yang ada dalam memahami pasar properti di Indonesia, baik dari segi hukum, regulasi, kebijakan, produk hingga trennya. Ke depannya, Rumah123 akan menggelar kegiatan sejenis.
Head of Research Rumah123, Marisa Jaya menuturkan, sebagai salah satu penyumbang realisasi investasi terbesar di Indonesia pada tahun 2023, sektor properti telah berkembang cukup baik di pasar lokal.
Baca Juga: Ini 24 Kota Teratas yang Jadi Fokus Ekspansi OYO Tahun Ini
"Catatan Rumah123, pertumbuhan permintaan properti dari WNA di tahun 2023 mengalami perkembangan pesat dibandingkan tahun 2022. Potensi pasar WNA diharapkan semakin mempercepat pertumbuhan dan kemajuan industri ini lebih baik di tahun 2024," ujarnya dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kontan, Jumat (22/3).
Rumah123 mencatat adanya 10 wilayah paling diminati pencari properti berkebangsaan asing, dengan Jakarta Selatan, Badung, dan Tangerang menduduki peringkat tertinggi dalam popularitasnya.
Diikuti oleh Bandung, Jakarta Barat, Batam, Jakarta Utara, Denpasar, Jakarta Pusat, dan Surabaya. Dalam hal pertumbuhan, pada tahun 2023 terjadi lonjakan signifikan di Badung (92,1%), Denpasar (81,3%), Surabaya (49,6%), dan Jakarta Utara (46%) dibandingkan tahun 2022.
Jakarta Selatan, salah satu wilayah Central Business District (CBD) merupakan kawasan yang telah dilengkapi berbagai fasilitas penunjang memadai, lingkungan yang sudah established, serta komunitas modern yang mendukung kebutuhan para ekspatriat, sehingga menjadikannya sebagai pilihan favorit WNA dalam pencarian properti.
Baca Juga: Permintaan Rumah Seken Tinggi, ERA Indonesia Beberkan Pemicunya
Di sisi lain, Badung, Bali, sebagai salah satu destinasi populer di mata wisatawan mancanegara ini menempati urutan kedua paling diminati. Tren pertumbuhannya pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 bergerak signifikan mencapai 92,1%.
Selain posisinya sebagai gerbang masuk para turis melalui Bandara Internasional Ngurah Rai dan banyaknya pengembangan kawasan komersial serta pariwisata, tren digital nomad serta remote working juga mendongkrak popularitas wilayah ini.
Sedangkan Tangerang menempati peringkat ketiga area terfavorit lantaran area ini dikelilingi kawasan industri dan merupakan area terdekat bagi para WNA yang bekerja di area Barat Pulau Jawa, seperti Cilegon, Cikande dan Serang.
Hal ini dikarenakan keterbatasan fasilitas dan area pendukung di tiga area tersebut, mereka cenderung memilih Tangerang dan sekitarnya untuk tempat tinggal, jalan-jalan, menikmati hiburan dan menunjang aktivitas lainnya.
Baca Juga: BI Proyeksikan Pertumbuhan ekonomi Indonesia Tetap Kuat di Level 4,7% - 5,5% di 2024
Secara umum tipe properti paling dicari WNA selama tahun 2023 adalah rumah tapak, tanah dan apartemen. Minat pencarian WNA dari sejumlah negara terhadap rumah tapak berkisar antara 47,4% hingga 68%. Sedangkan pencarian tanah sekitar 6,7% hingga 21,8% dan pencarian apartemen di level 9,7% sampai 25%.
Beberapa negara asal WNA mencatatkan proporsi pencarian apartemen yang lebih tinggi, seperti Korea Selatan (19%), Thailand (17,8%), Kanada (18,9%), India (25%) dan China (22,4%).
"Dari data ini juga terlihat bahwa pencari properti asal China cenderung berbeda dengan negara lainnya karena mencatatkan proporsi pencarian gudang yang cukup tinggi, sebesar 7,4%, dibandingkan dari negara lain yang cenderung lebih rendah di kisaran 0,3%-2,7%," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News