Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Panjangnya masa libur Lebaran tahun ini membuat angka kunjungan wisata di Jakarta melonjak 200-300% dibandingkan masa Lebaran tahun lalu. Wisatawan membanjiri lokasi wisata dan aktivitas wisata, termasuk menumpang bus tingkat wisata keliling Jakarta.
Kepala Dinas Pariwisata DKI Jakarta Arie Budhiman, Sabtu (2/8), di Jakarta, mengatakan, libur Lebaran kali ini menyambung dengan libur sekolah sehingga terasa lebih panjang. Kondisi ini berimbas pada kunjungan wisata di Jakarta.
”Masa libur Lebaran tahun ini lebih seru karena periode libur sekolah disambung dengan libur Lebaran sehingga waktunya lebih panjang. Selain itu, puncak kunjungan turis di Jakarta memang berkisar bulan Juni hingga Agustus,” katanya.
Meskipun Arie belum menerima angka resmi jumlah wisatawan di tempat wisata berbayar, dipastikan jumlah wisatawan meningkat. ”Dari laporan di lapangan, lonjakan jumlah wisatawan tahun ini mencapai 200-300 persen dibandingkan dengan masa libur Lebaran tahun lalu,” ucapnya.
Tempat tujuan wisata yang populer antara lain Monas, Taman Mini Indonesia Indah, Ancol, dan Taman Margasatwa Ragunan.
Selain itu, ruang publik, seperti Taman Fatahillah, Taman Suropati, Taman Ayodya, Taman Menteng, Waduk Pluit, dan jalur sepeda Kanal Timur di Jakarta Timur, juga ramai dijadikan tempat wisata oleh sebagian warga. Namun, Arie mengatakan, tidak ada kegiatan khusus di ruang terbuka tersebut.
Bus wisata
Kegiatan wisata lain yang juga dibanjiri peminat adalah keliling Jakarta dengan bus tingkat wisata. Bus yang disediakan gratis oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini kebanjiran peminat sejak awal masa libur. ”Kapasitas bus ini tetap, yakni 60 tempat duduk per bus. Ada lima bus yang beroperasi, masing-masing melayani 10 perjalanan per hari pada pukul 09.00-19.00. Sementara animo penumpang sangat luar biasa sehingga di halte-halte terlihat antrean penumpang yang sangat banyak,” tuturnya.
Dia memperkirakan, jumlah peminat bus wisata pada masa libur Lebaran ini melonjak hingga 300 persen dibandingkan dengan hari libur biasa. Untuk melayani penumpang dengan baik, setiap bus hanya menaikturunkan penumpang di 1-2 halte yang berbeda antara satu bus dan bus lain. Saat ini ada sembilan halte yang dilayani bus wisata ini.
Hertika, warga Kampung Rawa, Jakarta Pusat, rela menunggu hingga lebih dari satu jam. Bersama 10 anggota keluarga yang sebagian datang dari Bali, dia menunggu di Halte Balai Kota. ”Tadi saya antre untuk dapat tiket sampai dua kali bus datang baru dapat. Setelah itu, saya tunggu bus datang. Ya, kira-kira sudah 1,5 jam menunggu,” katanya.
Tiket yang dimaksud adalah potongan kertas yang dibagikan kepada calon penumpang saat bus tiba. Tiket gratis ini untuk menghitung jumlah penumpang agar tidak melebihi daya tampung bus. Penumpang yang sudah kebagian tiket akan diangkut oleh bus yang datang berikutnya.
Deti, warga Galur, mengatakan, anak-anaknya tertarik naik bus tingkat ini. ”Kalau saya sudah pernah naik bus tingkat waktu di Jakarta masih ada bus kota tingkat. Dulu penumpangnya penuh dan tidak ada pendinginnya. Sekarang beda, penumpangnya dibatasi dan ada pendingin udara, jadi lebih nyaman,” ucapnya.
Anak-anaknya tertarik untuk merasakan sensasi naik bus tingkat meski rute yang dilalui bukan rute baru bagi mereka.
Aktivitas komunitas
Sementara itu, komunitas @Sketsaku mengadakan kegiatan menggambar sketsa bersama di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (3/8) mulai pukul 15.00. Kegiatan ini terbuka bagi semua orang.
Septian Fajrianto, penggagas komunitas @Sketsaku, menyampaikan, peserta cukup membawa kertas sketsa dan pensil gambar. Bagi yang tertarik bergabung tetapi tidak memiliki peralatan, anggota komunitas telah menyediakannya. ”Ini menjadi semacam animo untuk memancing masyarakat kembali ke taman kota,” ujarnya. (ART/A05)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News