Reporter: Merlinda Riska | Editor: Markus Sumartomjon
JAKARTA. PT XL Axiata Tbk (EXCL) memastikan bakal menyelesaikan penjualan menara telekomunikasi atau base transciever station (BTS) miliknya di semester dua tahun ini. Operator seluler ini sudah mengantongi beberapa nama perusahaan menara yang sudah melakukan penawaran.
Turina Farouk, Vice President Corporate Communication XL Axiata berujar, para penawar (bidder) tersebut telah mengajukan proposal penawaran kepada pihak XL. Hanya saja, Turina masih enggan memberitahu siapa saja para penawar ini. "Belum final tendernya, jadi belum bisa disebutkan siapa saja bidder yang ikut. Mohon maaf ya," kata dia kepada KONTAN, Minggu (28/9).
Pihaknya juga masih belum bisa memberitahukan berapa banyak jumlah menara yang dilepas dan berapa banyak nilainya. Sebelumnya hanya ditegaskan bahwa menara yang dilepas adalah menara XL, bukan menara Axis yang diakusisi XL. "Jumlah menara belum fixed. Tapi semester dua ini diharapkan bisa selesai (lelang menara XL)," katanya lebih lanjut.
Secara terpisah, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) dan PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dua perusahaan menara itu mengaku kepada KONTAN bahwa telah mengajukan penawaran kepada XL.
Direktur Utama Tower Bersama Herman Setya Budi bilang, pihaknya masih menunggu pengumuman dari XL. "Kami sudah ajukan proposal penawaran. Sekarang menunggu dan mengikuti saja timeline dari XL," ujarnya.
Sayang, Herman juga enggan membocorkan apa saja proses yang telah dilaluinya sejak dibukanya lelang tersebut pada Juli lalu hingga kini. Dia juga belum mau mengungkap berapa jumlah menara dan nilai penawaran dari pihaknya.
Untuk bayar utang
Senada dengan Herman, Sekretaris Perusahaan Solusi Tunas Pratama Juliawati Gunawan pun enggan bercerita tentang lelang ini. "Kami sangat berminat sekali ikut lelang ini," katanya melalui pesan singkat, Minggu (28/9).
Berdasar catatan KONTAN, TBIG telah siap dengan berbagai instrumen pendanaan untuk proses akusisi ini. Pertama, TBIG punya fasilitas debt program yang belum ditarik senilai US$ 1 miliar. Kedua, niatan untuk penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap II senilai Rp 500 miliar-Rp 1 triliun. Ketiga, rencana penerbitan obligasi global sebesar US$ 500 juta.
Informasi saja, penjualan menara XL ini diilakukan untuk membayar utang perusahaan ini. Berdasar laporan keuangan XL semester I-2014, kinerja XL merugi Rp 482,52 miliar. Kerugian ini lantaran adanya beban bunga pinjaman pembayaran Axis tumbuh 23,25% jadi Rp 11,13 triliun. Sementara, pendapatannya tumbuh 12,14% menjadi Rp 11,54 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News