kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.483.000   -4.000   -0,16%
  • USD/IDR 16.757   21,00   0,13%
  • IDX 8.610   -8,64   -0,10%
  • KOMPAS100 1.188   4,72   0,40%
  • LQ45 854   1,82   0,21%
  • ISSI 307   0,26   0,08%
  • IDX30 439   -0,89   -0,20%
  • IDXHIDIV20 511   -0,15   -0,03%
  • IDX80 133   0,33   0,25%
  • IDXV30 138   0,47   0,34%
  • IDXQ30 140   -0,47   -0,33%

Yanaprima Hastapersada (YPAS) kebanjiran permintaan produk kemasan di masa pandemi


Senin, 21 September 2020 / 17:03 WIB
Yanaprima Hastapersada (YPAS) kebanjiran permintaan produk kemasan di masa pandemi
ILUSTRASI. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (IDX code: YPAS), an Indonesia publicly owned company, manufactures and exportsPolypropylene (PP) and Polyethylene (PE) Woven Bags, CementBags / Paper Bags, Block-bottom Bags, Laminated Cloth,Tarpaulin, Kraft Paper, and many


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Yanaprima Hastapersada Tbk (YPAS) mengakui terjadi peningkatan permintaan pada sejumlah produk kemasannya di masa pandemi. Adapun untuk memenuhi kebutuhan bahan bakunya, YPAS memprioriaskan pembelian bahan baku dari lokal untuk menghindari risiko fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar.

Direktur YPAS, Rinawati menjelaskan sejauh ini permintaan kemasan ada sedikit peningkatan yakni untuk Kemasan beras dan semen. Adapun permintaannya meningkat kurang lebih 5%-10%.

"Adapun untuk realisasi utilitas produksi saat ini masih mencapai 70% dari kapasitas mesin, YPAS masih terus berusaha untuk meningkatkan dan mengoptimalkan produksi," jelasnya kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).

Adapun targetnya produksi kemasan industri akan ditingkatkan menjadi 80% dari utilitas dan sisanya 20% untuk kemasan pasar.

Baca Juga: Begini prospek bisnis kemasan di tengah pandemi Covid-19

Di tengah peningkatan permintaan tersebut, YPAS tentu harus memastikan kecukupan bahan baku. Rinawati mengatakan saat ini selain tetap menjaga buffer stock sesuai dengan kebutuhan produksi, YPAS juga terus memantau harga bahan baku dari lokal maupun impor.

Rinawati mengatakan terjadinya fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar yang cukup signifikan dalam dua minggu terakhir, membuat YPAS harus memenuhi kebutuhan baku lebih banyak dari lokal karena harganya lebih baik dibandingkan impor.

"Adapun YPAS belum melakukan strategi hedging karena perusahaan melihat masih belum efisien. Oleh karenanya, YPAS untuk sementara lebih prioritaskan pembelian bahan baku lokal agar terhindari dari risiko fluktuasi dollar AS yang sangat tidak stabil," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×