Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah masih adanya ketidakpastian di pasar batubara, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) memilih untuk memaksimalkan kinerja operasional di bisnis inti perusahaan. ADRO juga berupaya memperkuat lini bisnis pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dikelola oleh anak usahanya PT Adaro Power.
Head of Corporate Communication ADRO Febriati Nadira mengatakan, salah satu proyek perusahaan yakni PLTU Tanjung Power Indonesia saat ini sudah mulai beroperasi secara komersial.
Baca Juga: Saka Energi, anak usaha PGAS, akan ambil alih seluruh hak partisipasi di Blok Muriah
PLTU ini dikelola oleh PT Tanjung Power Indonesia, perusahaan konsorsium yang dimiliki Adaro Power dan PT East-West Power Indonesia yang merupakan anak usaha perusahaan Korea Selatan yakni East-West Power Ltd.
Merujuk situs resmi ADRO, biaya proyek PLTU tersebut diperkirakan mencapai US$ 545 juta. PLTU TPI memiliki kapasitas listrik sebesar 2x100 megawatt (MW).
“PLTU TPI berkomitmen untuk berkontribusi terhadap pasokan listrik di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah,” terang Febriati, Selasa (4/2).
Baca Juga: Pertamina EP targetkan lifting minyak 85.000 barel per hari di tahun ini
Selain itu, ADRO juga fokus menyelesaikan pembangunan PLTU Bhimasena Power Indonesia. Di akhir September tahun lalu, pengerjaan konstruksi fisik PLTU tersebut telah mencapai kisaran 87%. Manajemen ADRO menargetkan PLTU berkapasitas 2x1.000 MW tersebut dapat beroperasi pada tahun ini.